BANTEN RAYA.COM – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Serang mendorong Pemkab Serang untuk segera memperbaiki sekolah dan sarana prasarana pendidikan yang mengalami rusak. Perbaikan sarana prasarana pendidikan tersebut dinilai sangat penting untuk membentuk karakteristik Sumber Daya Manusia yang ada di Kabupaten Serang.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Serang Abdul Basit mengatakan, pihaknya mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang untuk segera melakukan inventarisir sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan.
“Untuk yang di SMPN 2 Cikeusal sekolah yang rubuh itu terus kita dorong. Bahkan di Bulan Puasa kemarin kita menekankan Dindikbud untuk menginventarisir bangunan-bangunan Sekolah yang selama ini rusak,” ujarnya di halaman Pendopo Bupati Serang kemarin.
Ia menjelaskan, sekolah yang mengalami rusak berat harus menjadi prioritas untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Kabupaten Serang. “Yang mengalami rusak berat harus segera diinventarisir dan menjadi prioritas ke depan. Bagaimana sarana prasarana pendidikan khususnya di SD dan SMP harus layak ditempati,” katanya.
Baca Juga: Asal Usul Perayaan Waisak di Candi Borobudur dan Mendut dan pelepasan Lampion di Langit
Pihaknya meyakini Pemkab Serang memiliki kesepahaman untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperbaiki sarana prasarana yang mengalami rusak berat. “Ya tentu Pemda pada prinsipnya tidak jauh dari RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah) yaitu peningkatan pelayanan pendidikan. Kami yakin Pemda bisa sepemahaman terkait sarana prasarana yang harus diperbaiki,” jelasnya.
Basit menuturkan, perbaikan sekolah yang mengalami kerusakan tersebut dinilai sangat mendesak untuk mencetak SDM yang baik di Kabupaten Serang. “Kebutuhan itu sangat urgent karena itu persoalan mendasar, bagaimana kita membentuk karakteristik SDM di Kabupaten Serang menjadi unggulan,” paparnya.
Terpisah, Penjaga SMPN 2 Cikeusal Edi Suhendra mengatakan, terdapat empat ruang kelas yang mengalami rusak berat akibat termakan usia dan bencana alam seperti hujan lebat. “Totalnya ada empat kelas yang perlu diperbaiki, kebutuhan ruang kelas ini sangat mendesak. Siswa belajarnya di ruangan lain seperti lab karena sudah lebih dari lima tahun ruang kelasnya mengalami kerusakan,” ujarnya. (***).