BANTENRAYA.COM – Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), kembali menggelar kegiatan tahunan bertajuk Banten Energy Transition Festival (BETF) 2025 dengan tema “Empowering Local Energy Potential for Net Zero Emission”.
Acara ini berlangsung di Student Center kampus Untirta Sindangsari, dengan menghadirkan pembicara Zagy Yakana Berian, sebagai Founder SRE Indonesia & The UN Secretary-General’s Youth Advisor Group on Climate Change; Icheiko Ramadhanty. A, dari Community Development Manager at Girls and Women in Renewable Energy Academy, dan juga Yus Rama Denny selaku Kepala Unit Pengembangan Akademik (UPA) Laboratorium Terpadu UNTIRTA.
Banten Energy Transition Festival 2025 jadi Wadah Tukar Ide Mahasiswa Untirta
Kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa, akademisi, dan praktisi energi untuk bertukar ide, berdiskusi, serta mendorong kesadaran pentingnya transisi energi di tingkat lokal.
Dalam laporannya, Andre Rusiawan, Ketua Pelaksana menyampaikan bahwa kegiatan BETF merupakan bagian dari kepedulian pemuda Banten terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim yang kian nyata.
“Banten Energy Transition Festival ini adalah bentuk keprihatinan dan kepedulian kami terhadap kondisi lingkungan yang terus berubah. Melalui kegiatan ini, kami ingin menciptakan ruang bagi generasi muda untuk saling bertukar ide dan solusi terkait isu-isu lingkungan dan energi,” ujar Andre.
BACA JUGA: Setelah Lima Tahun, Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Serang Surplus 6 Persen
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi ajang tahunan SRE Untirta yang terus berupaya memperluas jangkauan dan partisipasi mahasiswa.
“Kami berharap ke depan BETF dapat menjangkau lebih banyak pemuda di Banten maupun Indonesia untuk bersama-sama melahirkan inovasi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” tutupnya.
Sementara itu, Karniya Ajahra, Presiden SRE Untirta menyampaikan rasa bangganya atas terselenggaranya BETF, yang telah melalui proses panjang dari tahap perencanaan hingga seminar nasional.
“BTF lahir dari semangat kami sebagai anak muda untuk mendorong kesadaran bersama tentang pentingnya energi terbarukan. Kami ingin agar setelah kegiatan ini, mahasiswa mendapat insight berharga dan mulai melakukan aksi-aksi kecil yang berorientasi pada keberlanjutan,” ungkap Karniya.
Ia menyoroti pentingnya menggali potensi energi lokal di Banten seperti tenaga surya, panas bumi, biomassa, biohidrogen, hingga mikrohidro.
Menurutnya, pengelolaan potensi tersebut dapat menjadi langkah konkret menuju ketahanan energi di daerah.
“Melalui kompetisi esai dan infografis, kami menemukan banyak gagasan menarik, salah satunya integrasi solar sharing dan micro hydro berbasis komunitas dengan dukungan IoT. Inovasi seperti ini menunjukkan peran nyata mahasiswa sebagai penggerak transisi energi,” jelasnya. ***



















