BANTENRAYA.COM – Pemerhati pendidikan, Doni Koesoema A, menilai kebijakan Tes Kemampuan Akademik (TKA) menjadi langkah penting untuk melengkapi kebutuhan evaluasi belajar siswa di Indonesia.
Diketahui, TKA akan mulai diterapkan pada November 2025 mendatang, terutama untuk tingkat SMA/SMK/MA atau sederajat.
Menurut Doni, sejak ujian nasional dihapus, Indonesia kehilangan alat ukur objektif dalam menilai hasil belajar peserta didik.
Latar Belakang Hadirnya TKA
Dikutip dari pusmendik.kemdikbud.go.id, TKA hadir dengan latar belakang kebutuhan pelaporan capaian akademik individu dari penilaian terstandar.
Selama beberapa tahun terakhir, ketiadaan laporan capaian akademik individu menimbulkan masalah, terutama dalam proses seleksi yang mengandalkan data rapor masing-masing sekolah. Kondisi ini dinilai tidak adil dan kurang objektif.
“Kebijakan (TKA) ini mengembalikan sistem pendidikan itu pada rel-nya,” ujar Doni, dikutip dari unggahan Instagram @kemendikdasmen, Minggu (14/9/2025).
Baca Juga: Tim TPP Balon Ketua Umum KONI Banten Konsisten Beri Pelayanan Pendaftaran Balon
“Karena memang sangat absurd, sebuah sistem pendidikan nasional itu tidak memiliki alat ukur yang objektif untuk menilai hasil belajar peserta didik,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Doni menjelaskan bahwa TKA bukan hanya memberi kesempatan bagi anak-anak untuk mengetahui kemampuan diri, tetapi juga berfungsi sebagai tolok ukur nasional yang lebih adil dan menyeluruh.
Ia mencontohkan, dalam pelaksanaannya hanya beberapa mata pelajaran inti yang dipilih, seperti bahasa Indonesia dan matematika, sesuai dengan standar pendidikan nasional.
Beliau juga mengambil contoh dalam Bahasa Indonesia, karena memang menjadi alat pemersatu bangsa, sehingga sejak usia anak-anak perlu menguasainya.
Doni bahkan menyebutkan bahwa dirinya masih menemukan mahasiswa yang kesulitan menulis skripsi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dengan hadirnya TKA, pemerintah diharapkan dapat kembali memiliki instrumen terukur untuk menilai capaian akademik siswa secara adil, serta mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. ***



















