BANTENRAYA.COM – Universitas Banten Jaya (Unbaja) melalui Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), melaksanakan optimasi lahan pertanian berbasis ecological economics di Desa Walikukun, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang.
Kegiatan dengan tema “Peningkatan Kemandirian Masyarakat melalui Optimasi Lahan Pertanian Berbasis Ecological Economics” ini berlangsung meriah dan diikuti oleh 35 warga Desa Walikukun terdiri dari 19 warga Kelompok Sadar Petani Mandiri (Pokdarman) dan 16 warga Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling) ditambah 8 orang Aparat Desa dan 20 Mahasiswa.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Walikukun Firda Hardati, yang menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas inisiatif Unbaja.
Baca Juga: PSSI Umumkan Alexander Zwiers Sebagai Direktur Teknik, Cek Profilnya di Sini
“Kami sangat berterimakasih, semoga kegiatan ini membawa manfaat besar bagi kemandirian masyarakat desa,” ujarnya.
Program ini digagas oleh tiga dosen Unbaja yaitu Ade Sumiardi sebagai Ketua Tim dari Program Studi Teknik Lingkungan, Sev Rahmiyanti sebagai Anggota Tim dari Program Studi Kewirausahaan dan Rustam Effendi sebagai anggota Tim dari Program Studi Tekni Informatika.
Melalui Program PMM tahun 2025 ini, kelompok masyarakat, aparat desa dan mahasiswa diperkenalkan berbagai pengetahuan baru.
Baca Juga: Hydra Force Raih Juara di ONET Tournament Berkat Latihan dan Kekompakan
Mulai dari karakteristik desa mandiri dan sumber daya manusia kreatif yang disampaikan oleh Asep Fathurraman, Entrepreneur dan Entrepreneurship disampaikan oleh Sev Rahmiyanti, dan Pengenalan Ecological Economic dan Penerapannya di Masyarakat yang disampaikan oleh Ade Sumiardi.
Pada waktu yang berbeda,Tim Pelaksana PMM 2025 Unbaja bersama Mahasiswa, kelompok masyarakat dan Aparat Desa Walikukun juga melakukan kerja bakti, dan gerakan sadar lingkungan melalui operasi semut sebagai bentuk nyata kepedulian pada kebersihan dan kelestarian Desa.
Pada sesi pelatihan pengenalan ecological economics dan penerapannya pada masyarakat, Ade Sumiardi mengkaji keberlanjutan, menghitung sistem ekonomi berbasis ekologi, membuat model pada berbagai skala, dan mengembangkan perangkat inovatif untuk pengelolaan lingkungan.
Baca Juga: Pink Beach Komodo Indonesia Jadi Pantai Terindah di Dunia Tahun 2025
Melalui pendekatan ecological economics, masyarakat tidak hanya belajar bagaimana meningkatkan hasil panen, tapi juga memahami bagaimana mengelola lahan pertanian secara berkelanjutan, efisien, dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Pada sesi pelatihan entrepreneur dan entrepreneurship, Sev Rahmiyanti menekankan pentingnya menjadi pribadi yang mandiri dan independen, percaya diri dalam mengelola dan memasarkan produk internal dan terus meningkatkan sifat curiosity (keingintahuan) terkait diversifikasi produk pertanian.
Pada penutup kegiatan, Rustam Effendi menyampaikan harapan dan mimpi kiranya Desa Walikukun bisa menjadi percontohan desa mandiri yang sukses menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kearifan lokal dalam mengelola pertanian berkelanjutan. ***



















