BANTENRAYA.COM – Maraknya pemberitaan mengenai pelecehan dan bullying di institusi pendidikan membuat khawatir banayk pihak.
Banyaknya kasus pelecehan bullying di Indonesia, perlu adanya solusi yang baik agar masalah ini tidak lagi terjadi.
Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) KAMMI Banten Muhamad Fadli merasa perlu adanya perhatian lebih dan langkah preventif agar kasus pelecehan serta bullying tidak lagi terjadi di instansi pendidikan.
Baca Juga: 228 Lulusan Terbaik Unsera Siap Bersaing Dalam Dunia Kerja
Kasus pelecehan dan bullying di instansi pendidikan dapat menyebabkan dampak yang buruk karena merusak masa depan bangsa.
“Kasus pelecehan dan bullying yang sudah banyak memakan korban perlu kita perhatikan dan cari solusinya bersama,” katanya.
Dirinya merasa bahwa kasus-kasus tersebut yang kerap terjadi di instansi pendidikan tersebut dianggap sangat mengkhawatirkan untuk masa depan bangsa.
Baca Juga: Andra Soni Terapkan Prinsip: Bangun Kesiangan Rezeki Dipatok Ayam
“Kasus pelecehan dan bullying di instansi pendidikan sangat mengkhawatirkan masa depan bangsa kita,” tambahnya.
Tidak hanya itu, dirinya juga menilai banyak korban tidak mau bercerita kepada kedua orang tuanya karena merasa takut dan khawatir.
“Banyak dari korban tidak mau bercerita dan dipendam sendiri masalahnya,” ucapnya.
Baca Juga: Sempat Dihentikan, Pemotongan Kapal di Jetty KPB Dipastikan Sudah Memiliki Izin
Dirinya menyampaikan bahwa pernah membaca suatu penelitian bahwa langkah yang perlu dilakukan agar anak terbuka komunikasinya dengan seringnya makan malam bersama.
“Saya pernah membaca penelitian bahwa langkah yang perlu kita lakukan supaya anak terbuka komunikasinya,” ungkapnya.
“(Caranya) adalah dengan seringnya kita makan malam bersama, di situ kita perlu menanyakan satu persatu kondisi keluarga kita serta refleksi dan penanaman nilai-nilai kehidupan,” katanya.
Baca Juga: Budi Rustandi Ingin Sungai Cibanten Jadi Ikon Wisata Arung Jeram Kota Serang
Fadli menuturkan, pertemuan saat makan malam di rumah dirasa efektif karena kegiatan setiap anggota keluarga selama satu hari sudah selesai.
“Momen pertemuan makan malam adalah waktu yang pas dari aktivitas seharian, suami dengan mencari nafkahnya, istri dengan kegiatan kesehariannya serta anak-anak selesai bersekolah dan mengaji di madrasah.
Ketua KAMMI Banten tersebut menyampaikan bahwa pada akhirnya pertemuan saat makan malam adalah refleksi dari agenda keseharian, masalah serta jalan keluar dari tiap anggota keluarga.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT TEMAS Sebagai Operator Produksi Penempatan Surabaya, Terbuka untuk Lulusan SMK
Fadli mengatakan bahwa anak dan anggota keluarga tidak tumbuh dengan baik maka bisa jadi adanya rasa ketidaknyamanan saat berproses.
“Saya sering mengulang-ulang membaca buku Buya Hamka ‘Pribadi Hebat’ dimana jika anak atau seseorang selalu dalam tekanan dan tumbuh dalam keadaan tidak nyaman, maka potensi terbaiknya tidak akan keluar,” ucapnya.
Pribadi tidak berkembang karena adanya sebuah tekanan, yang dirinya khawatirkan dari kasus pelecehan dan bullying di instansi pendidikan adalah anak tumbuh dalam tekanan dan frustasi yang akhirnya mereka tumbuh tidak dalam fitrah terbaiknya.
Baca Juga: Siapa Sosok Bella Lopulisa? Ramai Diisukan Jadi Selingkuhan Rendy Kjaernett
Fadli menyarankan agar masyarakat serius dan perlu melakukan kegiatan makan malam bersama dan memperhatikan masa depan bangsa.
“Dari sinilah akhirnya momen pertemuan makan malam adalah forum diskusi keluarga, jika anak tidak tumbuh dalam kenyamanan maka perlu dicarikan lingkungan yang cocok dengan potensi terbaiknya,” tuturnya.
“Begitupun dengan curhatan-curhatan istri saat lelah dengan perjuangannya hehe, jangan lupa bahwa segala hal apapun kita berdoa agar ada jalan Keluar dari Allah,” paparnya.
“Diberikan petunjuk serta ikhtiar meminta nasihat kepada orang yang berilmu baik kiyai atau alim ulama serta tokoh masyarakat atau orang yang berilmu di antara masyarakat,” tutupnya. ***



















