BANTENRAYA.COM – Puluhan anak keracunan setelah memakan chikbul atau chiki ngebul di Jawa Barat, salah satunya di Tasikmalaya.
Anak yang keracunan ada yang sampai terkena dampak parah karena lambungnya bocor.
Apa sebenarnya chikbul atau chiki ngebul yang menjadi momok berbahaya bagi anak.
Baca Juga: Kumpulan Pertanyaan Wawancara Organisasi Kampus, Siapkan Jawaban agar Diterima oleh Penguji!
Simak terus artikel ini untuk mengetahui lebih jelas mengenai chikbul atau chiki ngebul.
Dalam keterangan pers yang disiarkan Rabu 11 Januari 2022, Kementerian Kesehatan mengungkap bahwa kasus keracunan chikbul atau chiki ngebul terjadi pada Juli 2022.
Saat itu ada seorang anak yang mengonsumsi chikbul atau chiki ngebul dan terjadi luka bakar.
Baca Juga: Simak Jadwal Acara RCTI Pada 12 Januari 2023, Lengkap dengan Jam Tayang Si Doel The Series
Kejadian terjadi di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.
Apa sih sebenarnya chiki ngebul atau chikbul itu.
Chiki ngebul adalah makanan ringan seperti chiki-cikian yang berbentuk bulat, atau lonjong.
Bedanya, chiki-chikian ini disiram oleh nitrogen cair sehingga menimbulkan efek mengeluarkan asap atau ngebul.
Baca Juga: Malaysia Terbuka 2023, Main Bagus, Indonesia Loloskan Pebulutangkis ke Babak 16 besar
Bagaimana rasanya? rasanya sama seperti chiki yang biasa dikonsumsi. Ada manis, asin, gurih.
Tapi yang menjadi menarik adalah efek ngebul atau berasapnya karena diberikan nitrogen cair.
Kini chiki ngebul dianggap berbahaya karena sudah menimbulkan banyak efek samping terhadap kesehatan.
Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengungkap bahwa pada tanggal 19 November 2022, UPTD Puskesmas Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya melaporkan telah terjadi KLB keracunan pangan dengan jumlah kasus 23 orang, 1 kasus diantaranya dirujuk ke Rumah Sakit,” kata dia.
Sebagian besar pasien datang dengan keluhan nyeri perut hebat setelah mengonsumsi jajanan jenis chiki ngebul.
Penambahan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) memang dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau keracunan pangan.
“Jajanan tersebut menyebabkan radang dingin dan luka bakar terutama pada beberapa jaringan lunak seperti kulit,” tutur Maxi.
Menghirup terlalu banyak uap yang dihasilkan oleh makanan atau minuman yang diproses menggunakan nitrogen cair juga dapat memicu kesulitan bernafas yang cukup parah.
Tak hanya itu, mengonsumsi nitrogen yang sudah dicairkan dapat menyebabkan tenggorokan terasa seperti terbakar, karena suhu yang teramat dingin dan langsung bersentuhan dengan organ tubuh.
“Bahkan, tidak sedikit kasus terparah yang menunjukkan bahwa ice smoke dapat memicu kerusakan internal organ tubuh,” tegas Maxi.
Ia pun meminta Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Puskesmas dan B/BTKLPP serta Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap produk pangan siap saji yang menggunakan nitrogen cair yang beredar di masyarakat di wilayah kerjanya.
Maxi juga memerintahkan segenap pihak tersebut memberikan edukasi kepada pelaku usaha dan pihak-pihak terkait terhadap bahaya nitrogen cair terhadap pangan siap saji.
“Memberikan edukasi kepada sekolah-sekolah, anak-anak dan masyarakat terhadap bahaya nitrogen cair pada pangan siap saji dan untuk restoran yang menggunakan nitrogen cair pada produk pangan siap saji harus di bawah pembinaan dan pengawasan dari Dinas Kesehatan setempat dan pihak terkait serta diberikan informasi cara konsumsi yang aman kepada konsumen,” ujarnya. ***