BANTENRAYA.COM – Cuaca ekstrem terjadi di Perairan Selat Sunda pada Kamis, 22 Desember 2022 sore.
Akibat cuaca ekstrem tersebut, kapal sulit sandar.
Penyeberangan dari Merak ke Bakauheni atau sebaliknya yang biasanya ditempuh dalam waktu 1,5 jam dengan kapal eksekutif dan 2,5 jam dengan kapal reguler, kini menjadi 5 jam.
Bahkan, suasana di dalam kapal penuh kekhawatiran atas kondisi cuaca ekstrem di Perairan Selat Sunda.
Baca Juga: Kerugian Negara di Banten Gara-gara Koruptor Capai Rp230 Miliar, yang Berhasil Diselamatkan Baru Rp19,4 Miliar
Salah satu penumpang kapal, Aurelia seorang mahasiswa yang berkuliah di Universitas Lampung menceritakan keadaan mencekam di dalam Kapal Legundi.
Aurelia menaikki Kapal Legundi dari Bakauheni ke Merak pada Kamis, 22 Desember 2022 sore.
Awalnya, kapal mulai berlayar sekitar pukul 17.15 WIB dari Dermaga 7 Pelabuhan Bakauheni.
Kapal Dijadwalkan tiba di Dermaga 6 Pelabuhan Merak sekitar pukul 18.45 WIB dengan waktu pelayaran normal.
Baca Juga: Begini Cara Cari POM Listrik Lewat PLN Mobile, Buat Liburan Pakai Mobil Listrik Makin Asyik
Namun, cerita berbeda dialami penumpang Kapal Legundi pada sore itu.
“Kondisi di dalam pada khawatir, ombaknya besar, angin kencang, penumpang yang di luar (dek terbuka) diminta masuk,” kata Aurelia mengungkapkan perjalanan dari Bakauheni ke Merak pada Jumat, 23 Desember 2022 pagi.
Bahkan, dari kru kapal dua kali memberikan announcement terkait kondisi cuaca buruk di Perairan Selat Sunda.
“Dua kali ada pengumuman kalau cuaca buruk, jadwal sandar kapal jadi mundur,” katanya.
Baca Juga: Awas Penipuan! Kylian Mbappe Berikan Pengumuman Penting di Twitter
Aurelia yang merupakan warga Kabupaten Serang ini mengungkapkan, Ia bersama dua rekannya yang melakukan perjalanan dari Bakauheni ke Merak sempat khawatir dengan kondisi yang ada.
“Ada juga penumpang lain yang bolak-balik tanya ke kru kapal kapan sampai, kapan sampai, tapi kru kapal berusaha menenangkan,” ungkapnya.
Dari jadwal pelayaran sekitar 1,5 jam, keterlambatan hingga 5 jam.
“Akhirnya kitab isa sandar sekitar setengah 11 malam (22.30 WIB). Tadinya kan mau di Dermaga 6, tapi dipindah ke Dermaga 2,” ungkapnya.
Baca Juga: Kecepatan Angin di Pelabuhan Merak 32 Knot, Kapal Tak Bisa Sandar
Aurelia bersyukur karena bisa kembali bertemu keluarga di rumah, meski melewati perjalanan laut di tengah cuaca buruk.
“Alhamdulillah bisa kumpul dengan keluarga lagi,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat atau BPTD Wilayah VIII Banten Handjar Dwi Antoro membenarkan adanya penundaan bongkar muat kapal.
“Di Merak terjadi cuaca ekstrem, gelombang 1,2 , kecepatan angin 32 knot,” kata Handjar kepada awak media melalui sambungan telepon. Proses bongkar muat dihentikan sementara.
“Berisiko untuk bongkar muat dan pelayaran, akhirnya ditunda untuk pemuatan. Nanti kalau cuaca mulai soft kita melakukan pemuatan lagi,” katanya.
Baca Juga: Korban Tenggelam di Sungai Ciujung Berhasil Ditemukan Setelah Minta Petunjuk Seorang Ustaz
Penundaan bongkar muat dilakukan sejak pukul 18.30 WIB.
“Banyak yang tidak berhasil sandar jadinya stop dulu, kalau sudah reda proses dilanjitkan,” ucapnya.
Dermaga 6 dan Dermaga 7 Pelabuhan Merak paling berdampak, namun semua dermaga ditutup sementara.
“Anak-anak lagi mantau di lapangan, kalau menurut nahkoda sudah layak untuk bongkar muat akan dilanjutkan kembali,” tuturnya.
Handjar memastikan akibat cuaca ekstrem kerusakan tidak ada yang signifikan.
Baca Juga: Wisata Ranggawulung Diserbu Pengunjung, Disbudpar Lebak Bangun Gapura Khusus
Pada Jumat, 23 Desember 2022 pagi, Pelabuhan Merak kembali dibuka.***


















