BANTENRAYA.COM – Apabila kalian membuka Google hari ini, maka kalian akan melihat sosok Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang jadi Google doodle hari ini, Sabtu, 5 November 2022.
Mungkin kalian bertanya-tanya dan penasaran tentang sosok Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang jadi Google Doodle hari ini.
Lantas siapakah sosok Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang jadi Google doodle hari ini? Temukan jawabannya di dalam artikel ini.
Dikutip Bantenraya.com dari berbagai sumber, Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau dikenal Raja Ali Haji adalah sastrawan, pujangga dan ulama masyhur pada zamannya.
Raja Ali Haji dikenal dengan karya sastra didaktiknya yang berisi kumpulan nasihat tentang agama dan kehidupan yakni Gurindam Dua Belas.
Raja Ali Haji merupakan seorang pujangga keturunan Bugis-Melayu, yang lahir di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau pada 1808 dan wafat pada 1873.
Baca Juga: KPID Banten Sudah Ingatkan Soal Kelangkaan Set Top Box Tapi Tak Digubris
Selain dikenal sebagai seorang ulama dan pujangga, Raja Ali Haji juga dikenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahaya Melayu lewat buku Pedoman Bahasa.
Buku Pedoman Bahasa yang ditulis Raja Ali Haji ini dijadikan buku standar Bahasa Melayu.
Sementara itu, Mahakaryanya, Gurindam Dua Belas disebut sebagai pembaru arus sastra pada zamannya.
Sebab kontribusi dan perjuangannya, pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional kepada Raja Ali Haji pada 5 November 2004.
Sehingga, dinobatkannya sebagai pahlawan nasional pada 5 November, membuat Google menjadikan Raja Ali Haji sebagai Google doodle hari ini.
Tentang Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji adalah sebuah karya sastra berbentuk puisi didaktik dengan ciri khas banyaknya istilah tasawuf, kata-kata kiasan dan metafora.
Baca Juga: Gemahesa Demo Bawaslu Banten, Ini Tuntutan yang Disampaikan
Dalam Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji menyematkan nasihat atau petunjuk hidup yang begitu penting, antara lain, tentang ibadah, kewajiban seorang pemimpin, kewajihannanak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.
Beberapa sumber menyatakan bahwa Gurindam Dua Belas ini lahir dari konflik internal kerajaan dan tekanan penjajahan pada kerajaan Riau-Linggat saat itu.
Karya ini dirampungkan Raja Ali Haji pada 23 Rajab Tahun 1263 Hijriah bertepatan 1846 Masehi, di Pulau Penyengat.
Baca Juga: Pokmas Samangraya Cilegon Rampungkan Salira Termin III, Pemeriksaan Dilakukan
Sayangnya, Gurindam Dua Belas ini terhambat perkembangannya disebabkan kurangnya penerbitan dan penyebarluasan, sehingga generasi pemuda Indonesia kini tidak tahu tentang karya sastra hebat itu.
Berikut dinukilkan beberapa isi dari Gurindam Dua Belas, yang dihimpun dari berbagai sumber:
GURINDAM I
Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.
Baca Juga: Banyak Diburu, Set Top Box TV Digital di Kota Serang Langka
GURINDAM II
Ini gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
GURINDAM III
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.
Demikian itulah sosok Raja Ali Haji yang jadi Google doodle hari ini, seorang pujangga dan ulama yang telah diberi gelar pahlawan nasional.***