BANTENRAYA.COM – Sebenarnya bagaimana proses terjadinyafenomena hujan meteor? Temukan jawabannya di dalam artikel ini.
Fenomena langka hujan meteor sendiri akan terjadi dalam waktu dekat, tepatnya pada malam ini hingga besok, 13-14 Agustus 2022.
Peristwia hujan meteor ini pun bisa disaksikan di langit di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Lebih Murah! 20 Kode Promo Tokopedia, 13 Agustus 2022: Nikmati Cashback 350 Ribu Belanja Elektronik
Terakhir, hujan meteor juga terjadi pada akhir Juli lalu dimana Jakarta menjadi salah satu lokasi terbaik untuk melihatnya.
Adapun hujan meteor yang akan terjadi dalam dua hari ini dimanakan hujan meteor Perseid.
Ada penjelasan ilmiah terkait bagaimana proses fenomena hujan meteor bisa terjadi sebagaimana dikutip Bantenraya.com dari laman LAPAN.
Baca Juga: Rincian Harta Kekayaan Prabowo Subianto yang Mencapai Rp2 Triliun
Pada dasaranya fenormena hujan meteor sendiri terjadi saat bumi berpapasan dengan benda angkasa yang melintas serta debu batuan yang terbawa masuk ke dalam atmosfer bumi.
Bumi dan benda angka tersebut bisa saling berpapasan lantaran sama-sama mengorbit ke matahari.
Saat memasuki atmosfer bumi, debu komet ini terbakar dengan panas mencapai 1.650 derajat celcius dan nyaris semua habis terbakar.
Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon HUT RI Ke-77 Atau 17 Agustus 2022, Desain Menarik Banyak Dicari
Pada proses debu-debu terbakar ini yang kita saksikan sebagai hujan meteor di bumi.
Suara ledakan dari daratan bisa saja terdengar ketika hujan meteor terjadi yang berasal dari debu meteor dengan ukuran agak besar yang terbakar lebih lama dan terlihat seperti bola api.
Dan pada saat gugusan debu komet paling banyak terbakar secara bersamaan di atmosfer bumi, di momen itu hujan meteor mencapai puncaknya.
Fenomena hujan meteor juga merupakan peristiwa rutin dimana bisa terjadi setiap tahun akibar gerak revolusi yang terjadi.
Akan tetapi, waktu puncak hujan meteor bisa berubah setiap tahunnya sebagai dampak dari dinamika orbit komet yang berpapasan dengan bumi.
Soal penamaan hujan meteor, hal itu diambil asal titik radian hujan meteor berdasarkan rasi bintang.
Baca Juga: Daftar Film Tentang Kemerdekaan Indonesia, Nomor 6 Dijamin Paling Seru
Misalnya hujan meteor Perseids disematkan karena meteor seolah-olah berasal dari arah rasi bintang Perseus.
Syarat untuk Bisa Melihat Hujan Meteor
Untuk bisa melihat meteor harus ada 3 syarat. Pertama cuaca langit cerah dan tidak mendung, kedua tidak terganggu polusi cahaya.
Baca Juga: Viral Sopir Truk di Solo Dihajar Paspampres, Gibran Bela Warganya dan Siap ‘Buat Perhitungan’
Jika ada warga Jakarta yang ingin melihat, jangan melihat dari tengah kota yang banyak cahaya lampu.
Syarat ketiga tidak ada penghalang, di bagian langit utara itu tidak ada pepohonan atau bangunan yang menghalangi. ***