BANTENRAYA.COM – PT Krakatau Steel menjadi salah satu industri baja terbesar di Kawasan Asia Tenggara pada masanya.
Bahkan, PT Krakatau Steel diibaratkan kapal induk industri yang ada di Kota Cilegon yang mampu menarik berbagai pelaku industri lainnya berinvestasi di Kota Cilegon.
Namun, ternyata dalam sejarahnya didirikan pada tahun 60-an PT Krakatau Steel merupakan proyek pemerintah pada era Presiden Soekarno yang bernama Pabrik Baja Trikora yang hampir kolaps.
Baca Juga: Berapa Besaran Gaji ke 13 2022 PNS? Simak Penjelasannya Lengkap dengan Golongan dan Jabatan Plus dengan Polisi
Hingga pada awal tahun 70-an, Presiden Soeharto melakukan perbaikan dan menggenjot kembali Pabrik Baja Trikora dan mulai beroperasi pada tahun 1975 diubah menjadi PT Krakatau Steel.
Di awal kemunculannya, para tokoh Banten menganggap Pabrik Baja Trikora sendiri merupakan pabrik yang secara teknis tidak sesuai di Kota Cilegon.
Sebab, jangankan bahan baku baja, bahan seperti air saja harus didatangkan dan dibuat pipa sepanjang 50 kilometer dari Cidanau, serta tidak ada batu bara sebagai bahan bakar produksi.
Baca Juga: Heboh Pernyataan Rita Warintil Sebelum Meninggal: Jangan Main Dukun, Aku Sakit Dibuat Orang
Namun seiring kemajuannya, PT Krakatau Steel menjadi pimpinan gerbong lokomotif perekonomian di Banten.
Sebab, PT KS mampu menjadi magnet dan kapal induk dimana menarik berbagai industri di dunia untuk hadir dan berinvestasi di Kota Cilegon.
Bahkan pada tahun 1981 atau 1982 muncul juga pembangkit listrik PLTU Suralaya yang menopang pasokan listrik Jawa dan Bali.
Baca Juga: Begini Pesan Terakhir Purwadi alias Rita Warintil Yang Diungkap Ragil Mahardika Sebelum Meninggal Dunia
Tokoh Banten Embay Mulya Syarief menjelaskan, PT Krakatau Steel semasa masih menjadi Pabrik Baja Trikora pada 1960 hampir kolaps dan baru pada 1970an sampai 1975 diperbaiki dan berubah menjadi Krakatau.
“Didirikan pemerintah atas balas budi atas masyarakat Banten yang setia kepada republik ini,” katanya kepada Bantenraya.com pada Senin 6 Juni 2022.
“Waktu tahun 60 an saya masih SMP dan diajak untuk meresmikan Pabrik Baja Trikora oleh Menteri Chaerul Saleh (Menteri Perindustrian Dasar dan Petambangan Indonesia),” katanya.
Baca Juga: Chat Rita Warintil kepada Ragil Mahardika Sebelum Meninggal Dunia, Katanya…
“Jika disebut layak maka secara secara teknis tidak. Jangankan bahan baku, air saja harus didatangkan 50 kilometer dari Cidanau lewat pipa Pesat Baja Trikora yang sekarang jadi Waduk Krenceng,” tuturnya
“Bahan baku juga tidak ada disana atau paling tidak bahan bakar seperti batubara juga tidak ada di Banten,” ujarnya.
Awal kebangkitan PT Krakatau Steel sendiri, ujar Embay, yakni pada 1975 diresmikan oleh Soeharto dan menjadi pabrik baja terbesar di Asia Tenggara. Dimana tentu saja ada andil dari masyarakat.
Awalnya, Pabrik Baja Trikora hampir bangkrut karena pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI).
Hal itu karena seluruh karyawan dan pejabat terafiliasi dengan gerakan tersebut atau kebanyakan dari partai komunis.
Namun, berkat keseriusan dan juga awalnya ada tokoh Banten Tubagus TB Bachtiar Rifai yang datang menghadap langsung Presiden Soeharto maka pabrik tersebut digenjot dan dibangun kembali.
Baca Juga: 8 Kisah Artis yang Menikah Dengan Fansnya Sendiri, Nomor 7 Cerita Cintanya Sangat Tidak Biasa
“Jadi dulu masyarakat Kota Cilegon ikut juga (andil pembangunan) terutama Al Khairiyah yang pesantrennya dipindahkan,” katanya.
“Kemudian Alhamdulillah itu saran dari Tubagus TB Bachtiar Rifai dan saya dengar langsung ceritanya,” ujarnya.
“Beliau bertanya kepada Presiden Pak Harto, Banten itu daerah yang paling setia kepada republik dan tidak pernah berkhianat kenapa dihukum, saat 1948 wilayah Repubilk Indonesia itu tinggal 3 yakni Aceh, Banten dan Yogyakarta,” ungkapnya.
Baca Juga: Paranormal Rara Sesumbar Akan Buat Tubuh Eril Mengambang, Bilang Sekarang Sedang di Dimensi Halus
“Aceh itu sudah jadi daerah istimewa, Yogya juga daerah istimewa. Kenapa Banten provinsi saja tidak,” imbuhnya.
“Kemudian Pak Harto mungkin mulai pada tahun 70 awal itu mulai menggenjot dan memperbaiki Pabrik Baja Trikora yang sudah kolaps dan akhirnya proyek itu terbengkalai, baru pada tahun itu mulai bagaimana pabrik banja bisa berkambang dan dinamai Pabrik Krakatau Steel, saya dapat tugas untuk pemindahan,” imbuhnya.
Embay menyampaikan, posisi Krakatau Steel ibarat kapal induk atau kapal besar yang di sekelilingnya itu kapal-kapal kecil yang saling menghidupi.
Baca Juga: Jokowi Respons Positif Koalisi Indonesia Bersatu, KIB Menjadi Manuver Politik yang Cerdas
“Jika kapal induk tenggelam maka akan menenggelamkan kapal-kapal di sekelilingnya semuanya. Jadi keberadaan KS itu tidak sama dengan keberadaan BUMN yang lain. Karena setara ada masyarakat disana yang sangat berperan,” ujarnya.
“Betul dengan adanya KS Kota Cilegon menjadi kawasan industri baja terbesar di Asia Tenggara,” ungkapnya.
“Serta adanya KS menarik berbagai investor, artinya KS itu lokomotif penarik gerbong ekonomi di wilayah Banten,” imbuhnya.
Baca Juga: Profil Lengkap dan Instagram Rita Warintil alias Purwadi yang Meninggal Dunia
Embay menyampaikan, saat ini kondisi KS terus melakukan pembenahan, terutama di bidang direksi dan manajemen.
Untuk itu, masyarakat harus ikut berempati mendukung apa yang menjadi kebijakan. Sebab, KS menjadi penopang perekonomian di Banten, harus terselamatkan dan menjadi jaya kembali.
“Beberapa tahun lalu sudah sangat parah dan sekarang sudah ada recovery atau pemulihan yang dilakukan direksi sekarang, sudah ada perbaikan dan sudah menghasilkan laba,” tuturnya.
Baca Juga: Detik-Detik Sebelum Eril Tenggelam, Sempat Selamatkan Ibunya dan Berikan Pelampung kepada Adiknya
“Jadi harus bersama-mas direksi manajemen dan masyarakat besatu mendukung ebangkitan dan kejayaan KS,” tegasnya.
Disisi lain, pemerintah dalam hal ini BUMN sebagai regulator, terang Embay, harus juga memiliki kebijakan dalam rangka melindungi keberadaan pabrik baja nasional, sehingga kebijakan impor baja harusnya bisa diperhatikan.
“Yah kedepan kita harapkan pemerintah termasuk BUMN yang menentukan kebijakannya agar lebih intens berkomunikasi,” ucapnya.
“Pemerintah diharapkan memberikan perhatian yang lebih untuk melindungi produk baja Krakatau Steel,” pungkasnya. ***