BANTENRAYA.COM – Santri Pondok Pesantren atau Ponpes Daarul Ahsan, Kabupaten Tangerang, Ratu Berliana Kusnadi kembali mengukir prestasi yang membanggakan.
Santriwati Ponpes Daarul Ahsan itu meraih Juara 3 dalam kategori Opini Argumentatif pada ajang Lomba Karya Tulis Pesantren Ramah Anak Tingkat Nasional Tahun 2025.
Juara 3 yang diraih oleh Santri Ponpes Daarul Ahsan dalam Opini Argumentatif melalui karya tulis berjudul “HABITUASI QOULAN MA’RUFAN: Melawan Perundungan Verbal untuk Pesantren Ramah Anak.”
Ia menyita perhatian dewan juri berkat penyajian solusi yang inovatif dan relevan dalam menciptakan lingkungan pesantren yang lebih aman dan nyaman bagi anak-anak.
Pembina Lomba Karya Tulis dari Ponpes Daarul Ahsan, Ustadzah Nurul Ma’wa mengatakan, keberhasilan Ratu dalam lomba karya tulis Pesantren Ramah Anak ini menjadi sebuah hal yang membanggakan.
“Keberhasilan ini menjadi sangat membanggakan karena merupakan kali pertama Ratu mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional ini,” katanya.
Baca Juga: Auto Khidmat! 3 Contoh Naskah Doa Upacara HUT RI 17 Agustus yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati
Dirinya juga menyampaikan bahwa topik dalam karya tulis yang diciptakan Ratu tersebut tentang melawan perundungan di lingkungan Pesantren sangat tepat.
“Topik tentang perundungan verbal yang diangkat Ratu pun sangat tepat, karena hal ini masih banyak terjadi di kalangan santri dan nilai-nilai moral yang ditawarkan dalam karya tersebut sangat efektif untuk diterapkan di lingkungan pesantren,” tambahnya.
Kompetisi Lomba Karya Tulis Antar Pesantren ini diselenggarakan oleh Direktorat Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional Tahun 2025.
Baca Juga: Ratusan Kopdes Merah Putih di Kabupaten Serang Belum Beroperasi, Masalah Tempat Jadi Kendala
Tidak hanya itu, kompetisi ini juga dapat mendorong penguatan budaya ramah anak di lingkungan Pesantren melalui literasi santri yang dilaksanakan pada tanggal 17-26 Juli 2025 secara online.
Dengan mengangkat tema “Menumbuhkan Tradisi Pesantren yang Ramah Anak: Dari Kitab Kuning ke Ruang Aman Hari Ini” Ratu Berliana menunjukkan kemampuan analisis kritis dan argumentatif yang tajam dalam membedah isu perundungan verbal yang masih kerap terjadi di lingkungan pendidikan Pesantren.
Ustadzah Nurul Ma’wa menekankan akan pentingnya peran santri dalam menyuarakan etika dan moral, karena merekalah representasi langsung dari wajah pesantren.
Baca Juga: Tanpa Harus Menginap, Yuk Liburan di Pantai Aston Anyer Cuma Rp300 Ribuan
Santri juga harus menjadi garda terdepan dalam edukasi etika dan moral di masyarakat.
Melalui lomba ini, para santri tidak hanya dilatih menulis, tetapi juga belajar membaca fenomena, memperkaya literasi, dan mengembangkan karakter diri.
Semoga prestasi yang diraih ini menjadi inspirasi bagi para santri di seluruh Indonesia untuk terus berkarya demi masa depan pesantren yang lebih inklusif dan ramah anak. ***