BANTENRAYA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait sejumlah daerah di Indonesia yang dilanda cuaca ekstrem.
Diketahui, sejumlah daerah termasuk di Provinsi Banten diterjang cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dalam skala waktu yang lama.
Dampak cuaca ekstrem ini, sejumlah kabupaten/kota di Banten dilaporkan mengalami sejumlah peristiwa seperti kerusakan rumah, pohon tumbang hingga longsor.
Baca Juga: 3 Guru Sejarah SMA Perwakilan AGSI Banten Ikuti Sekolah Lapangan Majapahit 2
Bahkan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia yakni Pelabuhan Merak, Kota Cilegon sempat ditutup sementara.
Meski sudah mereda namun BMKG memprediksi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi selama sepekan ke depan.
“Dalam sepekan ke depan, sejumlah fenomena atmosfer diprediksi akan memengaruhi pola cuaca di Indonesia,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Rabu 4 Desember 2024.
Baca Juga: Anti Melehoy! 5 Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan, Nomor 4 Sering Terlewat
“Hal itu meningkatkan potensi hujan lebat, terutama karena beberapa wilayah tengah memasuki masa puncak musim hujan,” lanjutnya.
BMKG juga memberi penjelasan alasan mengapa cuaca ekstrem tersebut bisa terjadi yang semuanya bermula dari sirkulasi siklonik.
Sebuah sirkulasi siklonik yang terdeteksi di Laut Natuna dan Samudra Hindia barat daya Banten.
Baca Juga: Berbeda! Ustadz Abdul Somad Justru Sangat Memuliakan Pedagang Kaki Lima di Tabligh Akbar
Fenomena astronomi inilah yang memicu terjadinya peningkatan pengangkatan massa udara yang mempermudah terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah sekitarnya.
“Hal ini membuat potensi curah hujan yang signifikan lebih tinggi, sehingga masyarakat di daerah terkait perlu waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem,” tutur BMKG.
Tak hanya siklon tersebut, BMKG juga mendeteksi adanya kombinasi aktif Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, Kelvin dan Low Frequency di wilayah barat dan tengah Indonesia.
Baca Juga: Alami Krisis Kekeringan, PNM Gercep Distribusikam Bantuan Air Minum untuk Warga Gili Ketapang
Akibat aktivitas tersebut, dinamika atmosfer itu mendukung potensi hujan lebat di berbagai daerah.
Kondisi ini, kata BMKG, berpotensi memicu hujan dengan durasi lebih panjang dan intensitas yang lebih tinggi.
Kondisi itu diperparah lantaran sejumlah daerah sudah memasuki puncak musim hujan sehingga Sumatra, Jawa, Kalimantan hingga Sulawesi berisiko lebih besar diguyur curah hujan yang tinggi.
Baca Juga: 17 Desa di Pandeglang Terendam Banjir Setengah Meter, Warga Pilih Bertahan di Rumah
BMKG juga mengimbau kepada untuk selalu memantau potensi terjadinya juga lebat agar bisa melakukan antisipasi.
Tak lupa, masyarakat juga diminta selalu waspada terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem dan secara berkala memantau perkembangan cuaca di kanal resmi BMKG. ***