BANTENRAYA.COM – Komentar Menteri Koordinator Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal penutupan PLTU Suralaya Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak membuat hampir kurang lebih 2 ribu pekerja was-was.
Pasalnya jika PLTU Suralaya ditutup maka para karyawan akan kehilangan penghasilannya.
Diketahui, sebelumnya Luhut memberikan pernyataan berencana menutup PLTU Suralaya yang diduga menjadi salah satu penyebab memburuknya kualitas udara di Jakarta.
Baca Juga: Pendaftaran Segera Dibuka! Yuk Intip Sebaran Soal SKD CPNS 2024 untuk Atur Strategi
Salah satu karyawan PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, mulai gelisah dengan munculnya kembali isu tersebut.
Padahal, sudah lama hampir 1 tahun sejak isu itu bergulir tahun lalu suasana kerja kembali tenang.
“Pastinya was-was dengan isunya. Apalagi itu isu langsung disampaikan menteri. Tahun lalu juga sama ada isu itu dan lebih ramai sebenarnya,” katanya, Kamis 15 Agustus 2024.
Ia menjelaskan, hampir semua divisi dan sampai warung kopi menjadi pembahasan. Sebab, ini berkaitan dengan nasib anak dan istri.
“Kami minta ada kebijakan dan pertimbangan lain. Bisa misalnya teknologi di upgrade lebih ramah lingkungan jika emisi menjadi pertimbangannya,” ujarnya.
Sementara itu, Assistant Manager Humas & Community Development PT PLN Indonesia Power (IP) UBP Suralaya Benanda Diyo Aindrasyam mengungkapkan, adanya isu tersebut tentu saja membuat was-was ribuan.
“Kalau itu khususnya di Suralaya organik itu IP ada 500 dan anak perusahaan dan kita seperti koperasi ada lumayan banyak dan TAD lokal juga bisa ribuan. Kalau total bisa 2 ribuan,” ungkapnya.
“Pastinya itu berapa nasi yang akan tumpah. Betul (was-was) tapi kalau kami penugasan dari negara,” paparnya.
“Jika arah politiknya kami penugasan sebetulnya loh. Jadi kami soal lingkungan dan target suplai listrik yang diproduksi secara prinsip sangat memuaskan dengan itu,” jelasnya.
Baca Juga: Tol Serang Panimbang Berikan Cashback Rp100 ribu di Bulan Agustus 2024
Benanda menjelaskan, terkait isu emisi di Jakarta sebenarnya sudah ramai sejak tahun sebelumnya. Bahkan, saat itu sudah ada pengecekan dari Komisi IX DPR RI dan juga peneliti dari ITB.
“Saat itu penelitian emisi kami tidak sampai ke Jakarta. Kami juga masih di bawah baku mutu udara sesuai dengan Kementerian Lingkungan Hidup,” tuturnya.
“Tapi soal adanya komentar dari Pak Luhur penutupan PLTU Suralaya silahkan tanyakan langsung ke Pusat,” jelasnya.
Baca Juga: KEREN! Wanita ini Berani Menghadang Pencuri HP yang Mencoba Kabur
Benanda menyampaikan, tetap memberikan penjelasan kepada vendor dan pekerja lainnya jika pihaknya masih mendapatkan tugas dari negara dan hanya sebatas isu soal penutupan tersebut.
“Jika kami ditanyakan dari vendor dan pekerja rutin kami informasikan kami masih ada penugasan dan itu hanya baru isu,” pungkasnya. ***