BANTENRAYA.COM – Sebelumnya, mimpi Sutihat untuk memberdayakan tetangga-tetangganya bagai punuk merindukan bulan.
Namun mimpi Sutihat itu mulai terwujud setelah PLN mengulurkan tangan untuk memberikan program bantuan.
Awalnya Sutihat bermimpi bisa memberdayakan tetangganya, terutama ibu-ibu, agar bisa mendapatkan penghasilan dari aktivitas menjahit.
Sebab selama ini dia mengamati ibu-ibu tetangganya di Linkungan Sukalila, Kelurahan Kepuren, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, itu lebih banyak menghabiskan waktu untuk ngobrol dan ngerumpi.
Namun mimpinya tak bisa segera diwujudkan karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli mesin jahit.
Bayangkan, untuk bisa memiliki mesin lubang kancing saja dia harus mengumpulkan uang Rp18 juta.
Bila dalam sebulan hanya bisa menyisihkan Rp100 ribu, maka butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa memiliki mesin itu.
Belum lagi dia butuh mesin lainnya. Sementara mesin jahit yang dia miliki hanya mesin jahit manual warisan dari bapaknya.
Namun cerita itu terjadi pada awal-awal Sutihat menekuni profesi sebagai tukang jahit di tahun 2004 lalu.
Baca Juga: Ahli Waris Jamaah Haji Asal Pandeglang Terima Santunan dari Garuda Indonesia, Besarannya Segini
Saat itu usaha jahitnya belum berkembang seperti sekarang hingga memiliki usaha konveksi.
Kini, omzet Sutihat bisa mencapai Rp300 juta per bulan. Semua itu terjadi setelah PLN UID Banten memberinya bantuan aneka peralatan mesin jahit dan membangun bagian atas rumahnya senilai Rp100 juta.
Dengan mesin jahit super canggih yang serba elektrik itu, kini Sutihat bisa menghasilkan paling sedikit 700 potong pakaian dalam seminggu, bahkan bisa mencapai 1.000 hingga 1.200 potong.
Dia juga mempekerjakan tetangganya. Saat ini tercatat ada 30 orang karyawan yang bekerja kepadanya.
“Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT dan sangat berterima kasih kepada PLN karena apa yang saya cita-citakan (untuk memberdayakan para tetangganya-red) akhirnya terlaksana,” kata Sutihat, Rabu, 13 Desember 2023.
Sutihat mengaku awalnya hanya bermimpi bisa memberdayakan ibu-ibu tetangganya yang sudah tidak bekerja itu agar memiliki penghasilan sampingan.
Kini, penghasilan dari aktivitas menjahit di Sukalila Serang Konveksi itu malah menjadi pendapatan pokok mereka.
Awalnya, para tetangga yang diajaknya membantu di usaha jahitnya tidak ada yang mau dengan alasan tidak bisa menjahit.
Namun perlahan Sutihat meyakinkan mereka bahwa mereka juga bisa melakukannya. Sutihat awalnya menawari mereka hanya sekadar membantu memasang kancing baju.
Setelah diajari dan terbiasa, akhirnya para tetangganya bisa. Setelah itu Sutihat menawari mereka belajar menjahit sampai akhirnya bisa.
“Saya juga membuka kursus jahit gratis buat siapa saja. Padahal kalau kursus beneran bisa sampe Rp2 juta,” kata Sutihat.
Dari kursus gratis itu, berlahiranlah puluhan penjahit. Hanya sayang tidak semuanya menekuni dunia menjahit.
Baca Juga: 2 Bulan Bebas, Ammar Zoni Kembali Terjerat Kasus Narkoba Ketiga Kalinya
Ada yang lebih memilih bekerja di pabrik, beberapa memilih menjadi karyawannya, dan beberapa ada yang memilih membuka sendiri usaha menjahit.
Sutihat pun tidak merasa keberatan dan menganggap yang ingin membuka usaha jahit sebagai saingannya.
Sebab dengan melihat anak didiknya bisa mandiri memiliki penghasilan dia sudah bahagia.
Baca Juga: TERBARU! 15 Ucapan Hari Nusantara 2023, Cocok Dibagikan di Media Sosial Secara Gratis
Kini, Sutihat memiliki mimpi yang lebih besar lagi agar setiap tetangganya bisa memiliki minimal satu mesin jahit.
Dengan begitu, ketika orderan menjahit membludak, pekerjaan itu bisa dia berikan kepada tetangga-tetangganya.
Sebab saat ini dia masih terbatas SDM dan mesin sehingga terpaksa tidak bisa menyanggupi orderan dari sejumlah pihak.
Sutihat tidak tahu mimpinya untuk memberdayakan lebih banyak lagi tetangganya akan terwujud kapan dan dengan cara apa.
Namun hingga kini dia masih menyimpan mimpinya itu dan menerbangkannya lewat doa-doa.
Officer Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN UID Banten Adi Sasongko membenarkan bahwa pada tahun 2020 lalu PLN memberikan bantuan untuk Sutihat melalui program Pemberdayaan Masyarakat Usaha Konveksi.
Total bantuan yang diberikan Rp100 juta dalam bentuk barang, yang Rp20 juta di antaranya digunakan untuk merevitalisasi tempat usaha milik Sutihat.
Baca Juga: Viral! Seekor Anak Rusa Tau Cara Berterima Kasih Kepada Pria yang Menolongnya
“Program itu kemudian mendapatkan penghargaan dalam ajang Indonesia SDG’s Award kategori Gold,” katanya.
Adi mengatakan, PLN terus mencari local hero seperti Sutihat yang bisa memberdayakan masyarakat di sekitarnya dan berkomitmen akan membantu mereka.
Karena itu, dia berharap akan berlahiran Sutihat-Sutihat lain di tempat lain di Banten. ***