BANTENRAYA.COM – Guru mata pelajaran agama di SMPN 1 Maja, Kabupaten Lebak, AM, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya.
Keluarga korban kini sudah melaporkan AM ke pihak kepolisian.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus tersebut terjadi pada Kamis, 17 April 2025.
Baca Juga: Pentingnya Belajar Data di Era Digital, 3 Skill Wajib untuk Berkembang di Dunia Kerja
Saat sedang berada di sekolah, terduga pelaku yang saat itu tengah berada di gudang sekolah menyuruh korban mengantar pulpen kepadanya.
Saat korban datang, pelaku langsung memegang tangan korban yang kemudian melancarkan aksinya dengan memaksa korban melakukan perbuatan tak senonoh.
Korban kemudian berhasil melepaskan tangan pelaku dan langsung berlari pulang ke rumah.
Baca Juga: Series Duren Jatuh Episode 4A Full Movie: Spoiler Lengkap dengan Link Nonton Bukan Bilibili
“Saat korban datang, kondisinya sudah terlihat tertekan sambil menangis. Lalu korban cerita jika AM sudah melecehkannya,” kata salah seorang keluarga korban yang enggan disebut namanya, Jumat, 25 April 2025.
Ia mengungkapkan, sebelum pihaknya membuat laporan, pihak sekolah dan pelaku mengajak bermusyawarah.
Hasil musyawarah kemudian dituangkan dalam surat pernyataan yang berisikan janji AM untuk tidak mengulangi perbuatannya dan pihak keluarga meminta agar AM dikeluarkan dari sekolah.
Namun, hingga saat ini pihak sekolah tidak memberikan sanksi apapun kepada terduga pelaku hingga pihak keluarga memutuskan membuat laporan.
“Iya kemarin kami telah membuat laporan ke Unit PPA Polres Lebak, dan tinggal menungu proses selanjutnya,” ungkapnya.
Saat ini, dirinya menyebut bahwa korban mengalami trauma berat.
Baca Juga: Ajang Balap Mobil Listrik Paling Hits Formula E Kembali ke Jakarta, Catat Tanggalnya!
Bahkan dalam seminggu, korban baru masuk sekolah selama dua hari karena masih takut melihat pelaku yang hingga kini masih mengajar.
“Bahkan bukti melakukan pelecehan bukan saja terjadi kepada adiknya, melainkan ada siswa lain yang telah dilecehkan melalui watshapp dengan kata-kata cabul yang tidak pantas diucapkan oleh seorang pendidik,” tandasnya.***



















