BANTENRAYA.COM – Harga kelapa sepekan pasca lebaran 2025 di Pasar Tradisional Rangkasbitung tembus Rp30 ribu per butir.
Harga tersebut merupakan rekor tertinggi yang pernah tercapai.
Pedagang dan pembeli mengeluhkan kondisi mahalnya harga kelapa tersebut.
Seorang Pedagang di Pasar Rangkasbitung, Meti menyebut, tingginya harga kelapa telah terjadi sejak pertengahan Ramadan 2025 lalu.
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda untuk kembali turun.
Baca Juga: Disentil Gubernur Dedi Mulyadi, Liburan Bupati Indramayu Lucky Hakim ke Jepang Tanpa Izin
“Biasanya itu paling hanya Rp5 sampai Rp10 ribu per butir, tergantung ukuran. Tahun ini harga kelapa pecahkan rekor pokoknya, naik gila-gilaan,” kata Meti saat ditemui pada Senin, 7 April 2025.
Tak hanya harganya yang pecahkan rekor tertinggi, Meti mengungkapkan saat ini kelapa juga cukup sulit ditemukan.
Ia merasa pasokan kelapa di Kabupaten Lebak sangat terbatas.
“Dapat kelapa ya dari petani di Lebak, tapi ada juga yang dari luar. Kurang tahu sih sebab mahalnya apa, tapi susah,” ungkapnya.
Baca Juga: Liburan Ke Jepang, Bupati Indramayu Lucky Hakim Dirujak Warganet
Meti menyebut, produk santan kemasan juga mengalami kenaikan.
Dirinya saat ini menjual santan kemasan merk kara dengan harga Rp7 ribu setelah sebelumnya hanya Rp4 ribu.
“Karena kelapa susah dan mahal, biasanya ibu-ibu beralih ke santan kara. Tapi ini mahal juga,” ujarnya.
Salah seorang pembeli, Minah mengaku keberatan dengan kenaikan harga yang terjadi.
Baca Juga: Milad 5 Abad Kesultanan Banten akan Dihadiri Prabowo Subianto
Ia menyebut harga kelapa maupun santan kemasan di Rangkasbitung saat ini tidak masuk akal.
“Saya kurangi saja pembeliannya. Lagian harganya gak masuk akal,” imbuhnya.***



















