BANTENRAYA.COM – Tani Merdeka Indonesia atau TMI Kabupaten Lebak menyebut bahwa kondisi banjir yang makin parah di area persawahan Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak yang diduga akibat proyek tol Serang-Panimbang atau Serpan seksi 1 ruas Serang-Rangkasbitung bakal mengganggu program pemerintah pusat, yakni swasembada pangan.
TMI Lebak menilai, Pemerintah Kabupaten Lebak harus memfasilitasi antara petani dan pihak pengelola Tol Serpan, dalam hal ini PT Wijaya Karya atau Wika, untuk duduk bersama dan mencari sebab utama kondisi banjir yang makin buruk serta solusi kongkret, terutama dalam hal untuk mencegah kerugian makin meluas yang dialami petani.
“Ini tentu menghambat program yang tengah dicanangkan Presiden Prabowo yakni swasembada pangan. Mungkin yang baru terlihat di satu titik, bagaimana ada di tempat-tempat lain. Itu sangat menghambat,” kata Sekretaris Umum TMI Kabupaten Lebak, Ellen Herdyansyah kepada Banten Raya pada Kamis, 13 Februari 2025.
Terdekat, Ellen mengungkapkan, pihaknya kemungkinan akan turun ke lapangan secara langsung untuk mengetahui kondisi real yang terjadi dan siap melakukan advokasi.
Baca Juga: Sharp Aquos R9 Pro dan Aquos Sense9 Meluncur ke Pasar Indonesia
“Kita akan coba menjembatani dan menekan pihak terkait. Yang pasti kita juga tentu sangat mendukung keberadaan tol mengingat u tuk kemudahan akses dan distribusi. Namun harus memikirkan dampak lain yang dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Senada dengan TMI, Kepala Bidang Bina Usaha dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Irwan Riyadi juga mengakui bahwa kondisi yang terjadi di Desa Cisangu menyulitkan wilayah tersebut untuk bisa menjadi salah satu wilayah pemasok pangan di Kabupaten Lebak.
Kata dia, area persawahan di Desa Cisangu sendiri merupakan area sawah tadah hujan yang dalam hal ini membutuhkan hujan untuk bisa melakukan penanaman.
Namun, kondisi cuaca yang tidak menentu seperti curah hujan yang tinggi hingga menyebabkan banjir mengharuskan masyarakat menggeser atau menunda masa tanamnya.
“Nah kemudian setelah masa tanamnya digeser lalu kemarau seperti apa? Ya mungkin kalau dihubungkan dengan swasembada di wilayah itu agak sulit ya,” terangnya.
Sebelumnya, diketahui bahwa warga Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak menuding keberadaan tol Serpan yang dikelola oleh PT Wika menjadi biang kerok penyebab banjir di area persawahan wilayah tersebut makin parah.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada total 115 hektare sawah yang tergenang dan tersebar di empat blok, yakni blok 1,2,5 dan 8.
Keempat blok tersebut berada di 2 kampung, yaitu Kampung Cimenteng Jaya dan yang terparah di Kampung Bueuk dengan jumlah petani padi yang terdampak mencapai ratusan orang.
Baca Juga: Perubahan PPDB ke SPMB, Dindikbud Kota Cilegon Tunggu Aturan Pemerintah Pusat
Sejauh ini, diketahui juga bahwa Distan Lebak mendata sudah ada sekitar 3,4 hektare sawah yang mengalami puso akibat bencana banjir tersebut dengan kerugian yang dialami petani diperkirakan mencapai Rp132,6 juta di periode Januari hingga pertengahan Februari 2025 ini.***