BANTENRAYA.COM – Pengurus Wilayah atau PW Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau KAMMI Banten melaksanakan aksi demontrasi yang bertajuk ‘Indonesia Darurat’, sebagai bentuk evaluasi kritis terhadap arah kepemimpinan nasional di bawah Prabowo-Gibran.
Aksi yang dilaksanakan oleh PW KAMMI Banten tersebut berlangsung di Alun-Alun Kota Serang pada Rabu, 30 April 2025 dan diwarnai aksi teatrikal dan mimbar bebas.
Selain itu, aksi dari PW KAMMI Banten ini menyoroti kondisi ekonomi rakyat kecil yang kian terhimpit di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Ketua Umum PBNU: Perjuangan untuk Palestina Perlu Disuarakan Secara Konsisten
Koordinator Lapangan (Korlap) M. Ghulam Al-Faras menyebut bahwa dengan adanya harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi membuat rakyat kecil semakin terhimpit.
“Di tengah ketidakpastian ini, harga kebutuhan pokok semakin melambung tinggi. Rakyat kecil semakin terhimpit dengan kenaikan harga pangan yang tak terkendali. Bayangkan, beras, minyak goreng, hingga sayuran yang menjadi kebutuhan sehari-hari, semakin sulit dijangkau,” tegas Ghulam Al-Faras.
Dirinya juga mengatakan bahwa seharusnya pemerintah Indonesia hadir untuk melindungi rakyat atas adanya harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.
“Padahal, pemerintah seharusnya hadir untuk melindungi rakyatnya,” tambah Ghulam Al-Faras.
Lebih lanjut, PW KAMMI Banten juga menyoroti adanya pembangunan infrastruktur dengan skala besar di Indonesia yang dianggap mengabaikan nasib rakyat kecil.
Baca Juga: Wedding Bazzar di Mall of Serang Berikan Dikson Hingga 50 Persen
“Sementara itu, proyek-proyek besar terus digulirkan tanpa memperhatikan nasib rakyat kecil. Proyek jalan tol yang memisahkan komunitas dari tempat tinggalnya, reklamasi pantai yang menghancurkan mata pencaharian nelayan, dan pembangunan gedung-gedung megah yang hanya menguntungkan segelintir orang,” lanjut Ghulam Al-Faras.
Korlap Aksi PW KAMMI Banten tersebut menyatakan bahwa rakyat kecil seharusnya sejahtera bukan menerima kenyataan hidup yang menjadi semakin sulit.
“Rakyat kecil? Mereka hanya bisa melihat, dipaksa menerima kenyataan hidup yang semakin sulit,” ucap Ghulam Al-Faras.
Menurutnya, semua ini dilakukan demi kepentingan kapitalis tanpa mempertimbangkan dampak buruk terhadap masyarakat yang hidup bergantung pada tanah dan laut.
Melalui aksi teatrikal yang menggugah dan mimbar bebas yang terbuka, PW KAMMI Banten menyerukan akan kesadaran publik serta menuntut kepedulian yang nyata dari pemerintah.
Baca Juga: Ada yang Nunggak Setahun, Piutang Pelanggan Perumdam Tirta Madani Kota Serang Tembus Rp3 Miliar
Harapannya, aksi ini menjadi pengingat bahwa pembangunan semestinya memihak pada rakyat, bukan pada segelintir elite ekonomi.
“Kami akan terus mengawal janji-janji yang pernah diucapkan dan memastikan bahwa suara rakyat kecil tidak akan pernah dibungkam,” tutup Ghulam Al-Faras.***