BANTENRAYA.COM – Gabriel Firmansyah, warga Kota Serang, Banten, sudah tinggal di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sejak 13 tahun yang lalu.
Pada tahun 2012, untuk pertama kalinya Gabriel berangkat ke Abu Dhabi untuk melanjutkan sekolah jenjang SMA. Sejak saat itu, dia selalu puasa Ramadan di negeri orang hingga sekarang.
“Saya sekolah di Al Mahad Al Islami di Kota Al Ain, sebuah kota di Abu Dhabi. Saya menempuh studi di sini selama 8 tahun, kemudian saya lanjut kuliah di Mohamed bin Zayed University for Humanities di Abu Dhabi selama 4 tahun,” begitu Gabriel memperkenalkan dirinya kepada Banten Raya beberapa hari lalu.
Dia mengatakan, setiap Ramadhan selalu puasa bahkan merayakan Hari Raya Idul Fitri di Abu Dhabi. Dari 13 tahun berada di negeri orang itu, baru beberapa kali dia merasakan berpuasa dan Lebaran di Indonesia.
Gabriel mengaku sedih ketika pertama kali harus berpuasa di negeri orang tanpa dikelilingi keluarga dan teman-teman. Apalagi, suasana puasa di Abu Dhabi sangat berbeda dengan di Indonesia.
“Di sini tidak ada yang namanya berburu takjil, satu hal yang selalu saya rindukan. Apalagi selama puasa di sini, sahur dan buka puasa tanpa keluarga cukup sedih,” katanya mengenang.
Baca Juga: Budi-Agis Bakal Bentuk Satgas Percepatan Pembangunan dan Investasi Kota Serang
Tapi itu dulu. Sekarang, Gabriel sudah terbiasa berpuasa dan berlebaran di negeri orang. Meskipun dia kadang rindu juga momen berpuasa dan Lebaran bersama dengan keluarga.
Gabriel mengungkapkan, kebiasaan puasa di Abu Dhabi sangat berbeda dengan di Indonesia. Di sana, banyak makanan yang muncul di bulan Ramadhan seperti luqaimat, harees, balalit, samosa, dan lain-lain.
Luqaimat adalah cemilan manis berbentuk bola kecil dan digoreng sampai keemasan. Teksturnya renyah di luar dan lembut di dalam.
Baca Juga: 7 Tips Agar Puasa Pertama Anak Lancar dan Sehat, Cocok untuk Para Orang Tua
Luqaimat akan terasa semakin manis setelah disiram sirup kurma atau madu. Makanan ini biasanya ditaburi biji wijen.
Harees adalah makanan tradisional Abu Dhabi yang terbuat dari gandum dan daging yang dimasak hingga lembut mirip bubur. Rasanya gurih dan sering disajikan saat Ramadan atau perayaan besar.
Balalit adalah hidangan sarapan khas dari bihun manis yang dibumbui kapulaga dan kunyit dengan telur dadar gurih di atasnya. Rasanya kontras antara manis dan asin.
Baca Juga: Pernah 8 Kali Kebakaran Selama Ramadan di Kota Cilegon, Begini Warning dari Damkar
Samosa adalah hidangan gurih berbentuk segitiga dengan kulit renyah yang berisi daging, sayuran, atau keju dengan bumbu. Kudapan ini berwarna keemasan ketika digoreng.
“Yang saya suka di sini adalah buka puasa bersama di Masjid Syeikh Zayed, ribuan orang berkumpul di masjid yang sangat besar itu,” katanya.
Diketahui, Masjid Syeikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, memiliki luas 555.000 meter persegi.
Baca Juga: Promo Alfamart Berkah Ramadhan 2025, Belanja Makin Murah Dapatkan Cashback Rp10 Ribu
Masjid ini merupakan salah satu masjid terbesar di dunia. Masjid ini mampu menampung hingga 55.000 jamaah.
Setiap Ramadan tiba, kata Gabriel, ada banyak warga di pinggir jalan yang berbagi box berisi makanan untuk buka puasa menjelang sore hari. Tradisi yang juga terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Untuk durasi atau waktu lama puasa di Abu Dhabi, tergantung pada musim. Jika sedang musim dingin, maka waktu puasa akan lebih cepat sekitar 13,5 jam. Puasa akan dimulai sekitar jam 5.30 dan buka puasa pada jam 6 sore.
Baca Juga: Kode Voucher Shopee 3.3 Spesial Ramadhan 2025, Banjir Diskon hingga Cashback
Tapi jika sudah masuk musim panas, waktu puasa akan lebih lama sampai dengan 15 jam. puasa dimulai dari jam 4 pagi dan buka puasa pada jam 7 petang.
“Untuk sahur biasanya makan nasi dan ayam mandhi, dan minumnya laban. Menu buka puasanya biasanya pakai kurma, air, dan harees, kemudian dilanjut makanan berat seperti nasi dan ayam,” ujarnya.
Gabriel yang saat ini sedang menempuh studi S2 di kampus Mohamed bin Zayed University for Humanities menjalani puasa dengan aktif kuliah.
Baca Juga: Pernah 8 Kali Kebakaran Selama Ramadan di Kota Cilegon, Begini Warning dari Damkar
Sebab selama Ramadan kampusnya tidak memberikan libur bagi mahasiswanya. Libur baru akan diberikan selama 2 minggu setelah Lebaran. ***



















