BANTENRAYA.COM – Realisasasi program pembangunan Sarana dan Prasarana Lingkungan Kelurahan (Salira) di Kota Cilegon yang seharusnya dijalankan pada April sampai sekarang belum jelas.
Bahkan, program Salira tersebut terancam batal diserap alias tak terlaksana karena anggaran minim.
Diketahui, program Salira merupakan program rutin kelurahan setiap tahunnya. Di mana, dalam program tersebut setiap RW mendapatkan Rp100 juta untuk membangun kebutuhan infrastuktur lingkungan.
Untuk 2025, total jumlah RW di Kota Cilegon mencapai 289. Artinya dibutuhkan angaran sekitar Rp28,9 miliar untuk program Salira.
Program ini juga dilaksanakan dengan metode swakelola pembangunan atau melibatkan Kelompok Masyarakat (Pokmas).
Program Salira sendiri biasanya dilakukan 3 termin dan termin awal dimulai pada April. Namun, sampai sekarang karena adanya turbulensi anggaran dalam APBD Kota Cilegon, maka program hingga akhir Juli belum digelontorkan untuk Pokmas.
Baca Juga: Pengguna BRImo Tembus 42,7 Juta User, Terus Tumbuh yang Jadi Bukti Hadirkan Kenyamanan Bertransaksi
Salah seorang Pokmas Kelurahan di Kecamatan Jombang yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, seharusnya anggaran Salira sudah dicairkan.
Hal itu karena pihaknya sudah mendapatkan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) dan menyelesaikan Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
“Yang sudah-sudah kalau RAB jadi dan RKM sudah dibahas uang diberikan untuk memulai pembangunan. Namun, sampai sekarang sama sekali belum jelas,” katanya, Selasa 22 Juli 2025.
Baca Juga: Kemenkes RI Sasar Program Cek Kesehatan Gratis Untuk Anak Sekolah, Ini Jadwal Dimulainya
Ia menyatakan, pihaknya sampai sekarang belum mendapatkan informasi kapan program dijalankan.
Bahkan, menurut infomasi kelurahan, program Salira tidak akan jalan di 2025 sekarang.
“Uangnya tidak ada. Jadi informasi dari pejabat kelurahan tidak akan jalan,” jelasnya.
Baca Juga: 13 Link Twibbon Hari Anak Nasional 2025, Desain Unik dan Kekinian untuk Dibagikan di Media Sosial
Sementara itu, Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Kelurahan Purwakarta Oman membenarkan belum jelasnya pelaksanaan program pembangunan Salira tersebut.
Bahkan, seharusnya program dilakukan pada April untuk termin I sampai sekarang belum di mulai.
“Belum jalan sampai sekarang. Harusnya di awal triwulan II atau April sudah jalan,” ungkapnya.
Baca Juga: Daftar Lelang Sekda Kabupaten Serang Ida Nuraida Yakin Jadi Sekda Pemkab Serang
Menurut Oman, program Salira sendiri akan mengalami perubahan menjadi Sarana dan Prasarana Pembangunan Juare (Saban Juare).
Perubahan tersebut akan dilakukan pada 2026 mendatang dengan petunjuk teknis yang sedang dibahas.
“Tahun ini masih Salira karena sedang berjalan tahunnya. Gantinya tahun depan Saban Juare,” ungkapnya.
Oman menyampaikan, untuk program Salira Rp100 juta per RW akan kembali ke pola lama yakni gelondongan dan yang pembangunan prioritas yang akan direalisasikan berdasarkan kebutuhan yang sudah di musyawarahkan.
“Belum di sahkan juknisnya (Saban Juare), cuma infonya berubah. Iya, kembali ke pola lama,” paparnya.
Menurut infomasi, tegas Oman, program tetap akan jalan meski belum mengetahui seluruhnya atau Sebagian saja.
“Jalan, tapi apakah semua atau tidak itu yang belum diketahui,” pungkasnya. ***