BANTENRAYA.COM – Sejumlah mahasiswa semester dua Program Studi Teknik Sipil Universitas Banten Jaya (Unbaja), melaksanakan kegiatan kunjungan edukatif dan aksi bersih-bersih di kawasan Cagar Budaya Banten Lama.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (Kebantenan), yang dikaitkan dengan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan diawali dengan kunjungan ke sejumlah situs penting seperti Keraton Kaibon, Keraton Surosowan, Benteng Speelwijk, Musium Situs Kepurbakalaan Banten dan Musium Negeri Banten.
Baca Juga: Efek Efisiensi Anggaran Pemerintah, Hotel di Kota Cilegon Mulai PHK Karyawan
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa melakukan observasi terhadap struktur bangunan bersejarah sambil mempelajari nilai-nilai sosial dan budaya yang melekat pada kawasan tersebut.
Selain itu, para mahasiswa juga terlibat langsung dalam aksi sosial berupa pembersihan sampah di sekitar kawasan situs, bekerja sama dengan pengelola kawasan.
Telly Rosdiyani, Perwakilan LPPM Unbaja menyampaikan, aksi bersih-bersih ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian situs warisan budaya.
Baca Juga: Lihat Jalan Rusak? Kini Cukup Unduh Aplikasi Bisa Buat Pengaduan ke Pemprov Banten Sambil Rebahan
“Hal ini salah satu bentuk nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian warisan budaya dan lingkungan sejarah,” katanya, kemarin.
Senada disampaikan salah seorang mahasiswa yang menjadi peserta kegiatan Faisal, kegiatan ini menunjukkan bahwa mahasiswa teknik tidak hanya belajar soal bangunan modern, tapi juga punya tanggung jawab terhadap pelestarian warisan sejarah.
“Seperti slogan yang dismpaikan pemandu pada kami Kunjungi, Budayakan dan Lestarikan,” ujarnya.
Dosen pendamping yang sekaligus Dosen Ilmu Budaya Dasar (Kebantenan) di Teknik Sipil Unbaja Euis Amilia menambahkan, kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran kontekstual yang menggabungkan aspek sosial, budaya dan keilmuan teknik.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar berinteraksi dengan masyarakat serta memahami peran ilmu teknik dalam menjaga nilai historis bangunan, ungkapnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, menjadi contoh nyata integrasi antara pembelajaran akademik dan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang peduli terhadap warisan budaya bangsa. ***
 
			














