BANTENRAYA.COM – Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan Allah SWT bagi umat muslim selama melaksanakan puasa Ramadan.
Dalam melaksanakan shalat tarawih di malam ke 15-16, umat muslim akan memasuki bacaan doa qunut witir.
Shalat tarawih dengan doa qunut witir merupakan sebuah ibadah yang memiliki kedalaman makna dan keberkahan yang luar biasa.
Qunut dalam mazhab syafii merupakan salah satu sunnah dalam shalat Subuh. Termasuk pada pertengahan shalat tarawih di bulan Ramadan.
“Sesuai imam syafii, baca qunut disunahkan setelah pertengahan Ramadan pada malam 15,” kata Ustadz Abdul Somad, dikutip Bantenraya.com dari YouTube UAS Official, Jumat 22 Maret 2024.
Kata Ustadz Abdul Somad, makna dan arti pada bacaan doa qunut adalah untuk meminta hidayah dari Allah SWT. Sehingga terhindar dari perbuatan tercela.
“Allaahummah dinafii man hadaits, berikanlah kami dihadayah sebagaimana sudah kau berikan hidayah kepada orang-orang sebelum kami, seperti ulama-ulama.
“Kenapa kita meminta hidayah karena hati berubah-ubah. Paginya beriman, mati sore bisa masuk kafir. Maka kita selalu meminta kokohkan hatiku dalam agama Allah SWT.
“Wa ‘aafiinii fii man ‘aafaits, berikan kami kebaikan dalam semua perkara. Diberi kesehatan. Wa tawallanii fii man tawallaits, berikan pertolongan kepada aku.
“Wa baarik lii fii maa a’thaits, semua yang engkau kasih berikan keberkahan. Wa qi nii syarra maa qadlaits, jaga kami dari takdir yang tak baik.
Baca Juga: Paling Ikonik, Ini Tempat Wisata di Kota Cilegon Paling Pas Dikunjungi 492 Kepala Daerah Akkopsi
“Fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa ‘alaik, kau lah yang memutuskan segala perkara aku, wa innahuu laa yadzillu mau waalaits, tabaarakta rabbanaa wa ta’aalits,” terangnya.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah bacaan doa qunut arab, dan latin.
اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Arab latin: Allaahummah dinii fii man hadaits, wa ‘aafiinii fii man ‘aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a’thaits, wa qi nii syarra maa qadlaits, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa ‘alaik, wa innahuu laa yadzillu mau waalaits, tabaarakta rabbanaa wa ta’aalits, palakal hamdu wala maqadayta wastagpiruka waatu builaik, wassalallahu alasayyidina muhammadin nabiyinal ummiyi waalaalihi wasohbihi wasallam. (***)