BANTENRAYA.COM – Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Banten mengungkapkan jika ketersediaan minyak goreng di Banten masih langka.
Bahkan, pembatasan minyak goreng sudah distribusi dibatasi dari agen, bahkan peminat diminta untuk membeli komoditas lain untuk bisa menebusnya.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Banten Dedy Irsan mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan peredaran minyak goreng di sejumlah titik distribusi di pasar tradisional, pasar modern, minimarket hingga warung tradisional.
Hasilnya, bisa dipastikan komoditas tersebut masih mengalami kelangkaan berdasarkan sejumlah temuan.
“Harga jual minyak goreng per liter di Pasar Induk Rau berkisar Rp17.000-18.000 per liter. Pedagang memperoleh pasokan dari agen dengan harga beli sekitar Rp175.000 per karton atau Rp14.500 per liter,” ujarnya, kemarin.
Ia menuturkan, tak hanya di situ, bahkan pedagang yang membeli di agen diharuskan beli barang lainnya selain minyak goreng di agen tersebut.
Baca Juga: 16 Ciri-ciri Jika Terkena Gangguan Jin Nasab atau Keturunan, Ini Kata Ustadz Faizar
Pedagang juga dibatasi maksimal hanya 10 karton setiap pembelian dan tidak selalu ada stok.
“Jadi pedagang mendapatkan seadanya terkadang hanya 3-5 karton. Kemudian di Pasar Induk Rau tidak tersedia minyak goreng curah atau tidak ada stok,” katanya.
Untuk di pasar modern seperti Hypermart, harga migor Rp14.000 namun dengan jumlah terbatas sehingga pembeli hanya diperbolehkan beli 2 liter per orang.
Baca Juga: Bahasa Daerah Banten Masuk Kategori Terancam Punah
Salah satu toko tradisional atau sub-agen normalnya menerima barang dari distributor sehingga 150 karton per minggu.
“Saat ini hanya sekitar 25-50 karton per minggu,” ungkapnya.
Lebih lanjut dipapar Dedy, sementara untuk di toko ritel modern tidak tersedia stok karena selalu habis dalam hitungan jam.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Bermain Matang di Anfield, Liverpool Gulung Leeds United 6-0
Pengiriman barang dilakukan setiap 2 hari sekali dengan pasokan rata-rata 6 karton atau sekitar 36 pcs. Padahal hari biasa pasokan bisa mencapai 30 karton (180 pcs).
“Menurut kepala toko dan area supervisor, kebijakan jumlah distribusi minyak goreng ditentukan oleh distribution centre masing-masing perusahaan retail berdasarkan data PB (penjualan barang) dan pasokan dari supplyer,” tuturnya.
Kemudian untuk harga minyak curah eceran di warung tradisional berkisar 18.000 per liter dengan harga beli 14.000 per liter dari Pasar Induk Rau.
Baca Juga: 15 Tema Isra Mi’raj 1443 H Menarik, Cocok Jadi Tema Acara Isra Mi’raj 28 Februari 2022
Beberapa warung tradisional dengan cara tertentu membeli stok minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) dari retail modern untuk dijual kembali plus margin keuntungan
“Akibatnya harga eceran menjadi tidak HET,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang bahan pokok Blok M luar Pasar Induk Rau (PIR) Jalil mengatakan, harga jual minyak goreng kemasan dan curah masih belum stabil.
Baca Juga: Mogok Produksi, Perajin Tahu di Kota Serang Terpaksa Bobol Tabungan untuk Kebutuhan Sehari-hari
Bahkan untuk mendapatkannya pun kini cukup sulit. Ia pun berharp agar situasi seperti ini bisa segera berakhir.
“Maunya standar biasa saja. Jangan terlalu mahal. Biar negara nggak rugi, rakyat nggak sengsara dan nggak harus ngantre-ngantre,” katanya. ***



















