BANTENRAYA.COM – Indek Harga Saham Gabungan alias IHSG masih akan mengalami koreksi beberapa pekan kedepan.
Adanya koreksi IHSG tersebut ditengarai karena imbas nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar.
Pada Jumat 26 September 2025 kurs rupiah dibuka senilai Rp16.780 per dolar medekati Rp18.000 per dolar.
BACA JUGA: 4 Tahun Buron, Terpidana Kasus Perlindungan Anak di Lebak Menangis Saat Ditangkap
Jika rupiah tidak melakukan perlawanan maka tentu yang akan paling kencang terkena imbas yakni saham semakin negatif.
Head of Investment specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman menjelaskan, jika dilihat dari kurs atau nilai tukar, maka rupiah belum mampu memberikan perlawanan signifikan terhadap dolar. Hal itu akan memiliki imbas negatif untuk saham.
“Pagi ini rupiah menyentuh Rp16.780 dan sedikit lagi ke angka Rp18.000. Nah, biasanya kalau yang hal seperti ini yang paling imbasnya cukup negatif itu adalah saham-saham yang memang kepemilikan asingnya,” katanya, Jumat 26 September 2025.
BACA JUGA: Ini Deretan SMA Favorit di Banten 2025, MAN IC Serpong Masih Puncaki Peringkat
Fath menjelaskan, imbas negatif akan terjadi beberapa pekan kedepan. Terlebih jika rupiah tidak bisa mengalami perlawanan dan sampai menyentuh Rp18.000.
“Kalau rupiahnya terus mengalami pelemahan. Nah, ini yang mungkin akan tanda kutip cukup mengganggu pergerakan indeks dalam beberapa waktu ke depan,” ujarnya.
Kendati terkoreksi setelah beberapa waktu lalu terus menguat, ujar Fath, koreksi yang terjadi masih terbilang sangat normal.
“Pergerakan kemarin itu adalah hampir semua saham-saham yang berada di top 10 IHSG ya saya bilang keseluruhan berada di zona merah,” jelasnya.
“Ketika segala satu naiknya sudah terlalu kencang, ya koreksi itu wajar. Sejauh ini kalau melihat dari keadaan saham-saham yang mengalami koreksi ini tergolongnya masih koreksi sehat,” pungkasnya. ***