BANTENRAYA.COM – Kondisi cuaca buruk di Perairan Selat Sunda berpotensi terjadi selama periode Desember 2025 sampai Januari 2026.
Tidak hanya itu saja, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi edisi akhir Desember dan awal Januari akan menjadi puncak cuaca buruk dengan curah hujan dan gelombang tinggi.
Ketua Pokja Pelayanan Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Merak Tatang Rusmana mengungkapkan, masih ada potensi gelombang dan cuaca ekstrem sampai nanti pada Januari terutama di dasarian 1 atau analisis 10 harian cuaca awal tahun.
Atas dasar itu, pihaknya masih akan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak dalam menyampaikan berbagai prakiraan cuaca, terutama di Selat Sunda sebagai jalur penyeberangan Jawa ke Sumatera.
BACA JUGA: Antisipasi Cuaca Ekstrem, Kesbangpol Banten Turut Perkuat Kesiapsiagaan BPBD
“Kami berikan update selama sepekan kedepan untuk prakiraan cuaca. Itu nanti akan terus diupdate sebagai bahan informasi. Kami juga selalu terus bersama dengan stakeholder lainnya berkoordinasi,” ujarnya, Rabu 10 Desember 2025.
Untuk sekarang, papar Tatang, kondisi gelombang tinggi masih akan terjadi di perairan Selat Sunda bagian selatan yakni di Pandeglang dan Lebak.
“3 hari kedepan itu tidak ada peringatan dini di Perairan Merak. Tapi gelombang terjadi di bagian perairan Selatan di Pandeglang dan Lebak,” ucapanya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Aan Suhanan menyatakan, berdasarkan paparan BMKG cuaca Desember sampai Januari ini merupakan puncak hujan, lalu muncul bibit-bibit siklon, curah hujan tinggi, gelombang tinggi dan angin.
Kondisi tersebut, menurutnya tidak bisa dihindari, sehingga berbagai contingency plan harus disiapkan, termasuk menunda penyeberangan jika gelombang tinggi muncul.
BACA JUGA: Nelayan di Pandeglang Mengeluh Tangkapan Ikan Menurun Akibat Cuaca Buruk
“Di penyeberangan Merak ini, karena itu (cuaca buruk-red) tidak bisa kita hindari, masalah cuaca ini tidak bisa memaksakan kita harus menyebrang atau harus berlayar. Masalah cuaca ini, kita beberapa waktu yang lalu juga sudah melihat, perhatikan atas bencana yang terjadi di Sumatera,” pungkasnya.***



















