BANTENRAYA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Serang menilai Kecamatan Bojonegara dan Puloampel berpotensi terjadinya bencana banjir dan longsor.
Hal itu disebabkan banyaknya tambang di dataran tinggi atau pegunungan yang belum dilakukan reboisasi akibat hilangnya hutan atau deforestasi, sehingga dinilai kurang menyerap air saat musim hujan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Serang Hotman Sirager mengatakan, banjir dan longsor berpotensi terjadi di wilayah Bojonegara dan Puloampel walaupun dalam kategori sedang.
“Menyikapi banyaknya tambang-tambang yang lagi aktual sekarang. Menurut Masterplan 2017 potensi longsornya kategori sedang rendah dan belum tinggi,” ujarnya, Rabu 3 Desember 2025.
Ia menjelaskan, potensi banjir bandang itu disebabkan oleh kosongnya lahan ketika ada curah hujan tinggi karena tidak ada yang menahan air di dataran tinggi.
BACA JUGA: Sambut Tahun Baru, Pemprov Banten Opsikan Aktivitas Truk Tambang Dihentikan Sementara
“Makanya itu yang mungkin terjadi di daerah Sumbar. Itu yang tidak kita harapkan terjadi di daerah Kabupaten Serang terutama di Puloampel dan di wilayah lainnya,” katanya.
Hotman menuturkan, selain di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel, bencana longsor juga berpotensi terjadi di beberapa Kecamatan lainnya seperti Kecamatan Anyar, Cinangka dan Kecamatan Mancak.
“Potensi longsor masih tersebar di 29 kecamatan di Kabupaten Serang. Cuma memang untuk kategori tinggi itu masih berada di Cinangka dan Mancak,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, potensi longsor di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel masih relatif sedang karena kondisi kontur tanah yang lebih keras dibandingkan dengan kecamatan lain.
“Kenapa tidak tinggi? Karena topografinya itu berbeda dengan beberapa wilayah di Kabupaten Serang. Mungkin dari kontur, tapi nanti perubahan kontur wilayahnya juga mempengaruhi,” paparnya.
BACA JUGA: Truk Tambang di Lebak dan Pandeglang Melenggang Bebas, Penindakan Dinilai Tebang Pilih
Pihaknya juga sedang mengkaji ulang untuk penyempurnaan resiko bencana yang bakal menjadi data terbaru untuk Daerah Kabupaten Serang.
“Mudah-mudahan selesai di tahun ini. Diharapkan ketika ada penambangan itu harus mengikuti revitalisasi lingkungannya. Tambang itu harus dilakukan revitalisasi, reboisasi dan pemulihan lingkungan yang baik,” tuturnya.
Pria yang hobi bermain bola basket itu mengatakan, dengan revitalisasi dan reboisasi tambang bisa membuat resiko bencana longsor dan banjir semakin turun.
“Jadi kami imbau kepada stakeholder terkait ketika membuka lahan itu harus selalu disertai revitalisasi lingkungan, pemulihan lingkungan,” katanya.***
















