BANTENRAYA.COM – Puluhan siswa dan siswi SD Negeri 1 Sangkanmanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak harus mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di lantai teras sekolah.
Kondisi siswa itu terjadi akibat SDN 1 Sangkanmanik kekurangan ruang kelas. Hal itu dinilai mengganggu aktivitas KBM.
Plt Kepala SD Negeri 1 Sangkanmanik, Sujana mengatakan, kondisi siswa belajar di lantai tersebut telah terjadi cukup lama. Sujana bahkan menyebut, sudah 10 tahun ajaran kondisi itu terjadi.
SD Negeri 1 Sangkanmanik sendiri saat ini hanya memiliki sekitar 5 kelas yang bisa dimanfaatkan. Sementara, sekolah itu memiliki 6 rombongan belajar (rombel) dengan total 118 siswa.
“Yang belajar di lantai atau teras sekolah itu hanya kelas 2 saja. Sementara rombel yang lain di dalam kelas. Kondisinya sudah cukup lama, beberapa angkatan,” kata Sujana saat ditemui pada Rabu, 8 Oktober 2025.
Sujana mengungkapkan, kondisi itu diperparah jika hujan deras turun. Guru maupun siswa harus berpindah mencari tempat lain yang aman untuk belajar dari air hujan.
BACA JUGA : Sekolah di Lebak Belum Aman untuk Anak, Ancaman Kekerasan Masih Mengintai
Beberapa kali bahkan proses belajar dilakukan di ruang guru. Pihaknya enggan menyekat satu ruangan untuk digunakan dua rombel karena dinilai akan jauh lebih mengganggu.
“Serba salah ya, kalau hujan deras guru dan siswa kecipratan, tapi kalau terik ya kepanasan. Jadi otomatis siswa itu belajarnya tidak maksimal,” ungkap dia.
Sujana menyebut bahwa pihaknya sekolah, lewat dirinya kerap kali mengajukan permohonan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak. Namun bertahun-tahun ajuan dilakukan berulang, hingga saat ini pihaknya tak pernah mendapatkan jawaban.
“Mengajukan sudah berkali-kali, lewat Dapodik (Data Pokok Pendidikan) sudah sering, tapi sampai sekarang belum terealisasi. Kami rutin melakukan pengajuan itu,” tuturnya.
BACA JUGA : Sekolah Rakyat di Lebak Masuk Tahap MPLS
Salah seorang siswi yang belajar di teras sekolah, Elis mengaku kesulitan berkonsentrasi jika belajar di lantai. Hal itu ia alami setelah naik ke kelas 2. Menurut Elis, belajar di lantai menyulitkan dirinya untuk bergerak dan terkadang membuat tubuhnya menjadi cepat lelah.
“Iya disini (lantai) setiap hari, kalau hujan kita lari ke kantor guru. Karena di luar jadi jadi sulit berkonsentrasi,” ungkap Elis. Elis berharap pihak sekolah membangun ruang baru untuk belajar.
Menyikapi kondisi itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lebak merekomendasikan agar pihak sekolah melakukan penyekatan ruang kelas. Setelah itu, kegiatan belajar dilakukan secara bergilir atau menggunakan sistem shift pagi dan siang.
Disdik menilai itu merupakan solusi yang terbaik saat ini dengan menyekat atau melakukan sistem shiff belajar mengajar bagi yang tidak kebagian ruang kelas. Pasalnya, Pemkab Lebak saat ini tidak memiliki anggaran untuk membangun ruang kelas baru.
“Alokasi untuk anggaran pembangunan RKB sudah lama tidak ada, sehingga tidak ada satupun RKB yang dibangun,” kata kepala Bidang Sekolah Dasar Disdik Lebak, Hadi.
BACA JUGA : Viral! Ompreng Program MBG di Lebak Tercampur Limbah, SPPG Beri Klarifikasi
Menurut dia, informasi yang masuk dari hasil musrenbang, ada sekitar 54 sekolah yang kekurangan kelas dan sangat membutuhkan RKB demi kelancaran KBM. Namun, jika mengacu pada dapodik, jumlahnya akan lebih banyak.
“Kami yakin jumlah sekolah yang kekurangan RKB lebih dari 54 sekolah, jika mengacu pada dapodik,” tandasnya. (***)