BANTENRAYA.COM – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau Untirta buka suara terkait penemuan zat radioaktif cesium 137 di Kawasan Industri Modern Cikande.
Zat radioaktif cesium 137 di Kawasan Industri Modern Cikande itu dinilai masih aman, tapi warga diminta tetap waspada.
Kepala Jurusan Teknik Metalurgi Untirta Agus Pramono mengatakan, zat radioaktif Cs-137 di kawasan Industri Modern Cikande masih dalam ukuran yang rendah sehingga tidak menyebabkan hal yang serius.
BACA JUGA: 4 Fakta Mobil Porsche, dari Makna Logo hingga Koleksi Gelar Balapan
Agung mengatakan, jika zat radioaktif Cs-137 tersebut berbentuk partikel yang satuannya besar dan komposisinya banyak bisa mengakibatkan explosif atau ledakan.
“Radioaktif adalah suatu zat yang bisa menyebar dalam udara, jadi Cs-137 itu rata-rata dari unsur uranium, serium, kalium. Dalam jumlah yang relatif kecil dia tidak membahayakan,” ujarnya saat ditemui di Perpustakaan Untirta, Jumat 2 September 2025.
Ia menjelaskan, jika unsur Cs-137 berada di atas 1.200 Bq/kg sangat berpotensi menyebabkan ledakan dan sangat berbahaya jika ditemukan di sekitar area padat penduduk.
“Kalau komposisi 1.200 Bq/kg itu sangat berbahaya. Dia bisa terkontaminasi dalam jaringan tubuh dan bisa mengakibatkan penyakit, seperti kanker,” katanya.
Agus menuturkan, temuan zat radioaktif oleh FDA Amerika Serikat masih jauh dari batas ambang karena unsur komposisi zat radioaktifyang ditemukan hanya 68 Bq/kg.
“Tapi dalam konteks makanan, terutama di udang itu kan komposisinya 68 Bq/kg. Artinya jauh di atas batas ambang safety. Di Cikande itu masih dalam batas aman,” jelasnya.
Walaupun temuan zat Cs-137 di sekitar Modern Cikande masih dalam batas aman, namun masyarakat wajib waspada dan berhati-hati karena bisa menyebabkan iritasi.
“Salah satunya menjaga jarak jangan sampai berinteraksi dan bersentuhan karena akan mengakibatkan iritasi. Yang paling besar bisa mengakibatkan kanker dalam waktu yang sangat panjang,” paparnya.
Sebagai langkah solusi adalah masyarakat bisa melakukan penanaman pohon supaya bisa mengubah zat dalam kandungan Cs-123 menjadi CO2.
“Tumbuhan perlu ditanam sebanyak mungkin karena ketika bisa mengubah polutan-polutan berbahaya menjadi CO2 lagi,” tuturnya. ***

















