BANTENRAYA.COM – Badan Penyelnggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan BP Jamsostek mencatat jumlah klaim akibat Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK di Banten mencapai Rp3,2 Triliun pada Oktober 2024.
DHCA BPJS Ketenagakerjaan wilayah Banten Suharnam mengatakan, angka tersebut terdiri dari klaim Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau JKP sebesar Rp73 miliar dari 45.981 peserta dan Jaminan Hari Tua atau JHT sebesar Rp2,44 triliun dari 144 ribu peserta di Banten.
“Memang dua program inj menjadi sinyal akibat PHK biasanya peserta yang terkena, akan melakukan klaim terhadap JKP dan JHT,” kata Suharnam kepada Bantenraya.com, Minggu 10 November 2024.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari bulan September 2024 yang disalurkan BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp68,04 atau sebanyak 42 ribu peserta.
“Santunan uang tunai ini diberikan kepada pekerja ter-PHK maksimal selama 6 bulan, yang dibayarkan setiap bulan sesuai pengajuan, bila peserta Program JKP yang ter-PHK masih belum bekerja kembali,” tutur Suharnam.
Sementara itu Ekonom, Fungsi Perumusan KEKDA kantor Perwakilan Bank Indonesia KPw BI Provinsi Banten Hendro Binsar Sirait menambahkan, jumlah masyarakat di Banten yang terkena PHK ada sebanyak 6.359 orang, pada bulan September 2024.
“Kondisi ini masih lebih baik dibandingkan dengan Jawa Tengah yang mencapai 14 ribu karyawan yang terkena PHK dan di Jakarta mencapai 7 ribu. Ini berdasarkan data dari kementerian ketenagakerjaan,” papar Hendro.
Hendro menilai daya beli masyarakat di Provinsi Banten masih tetap kuat dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga (RT) yang masih tetap positif, ditopang oleh sektor properti yang tumbuh positif sepanjang tahun 2024.
Baca Juga: Nyambi Jadi Youtuber, Pedagang Warung Madura di Kota Serang Raup Belasan Juta Per Bulan
“Saat ini, meskipun daya beli masyarakat masih dalam tahap pemulihan yang ditandai oleh perlambatan tren indeks penghasilan, prospek ke depan tetap cerah. Penjualan rumah serta KPR
mengalami penyesuaian volume dalam semester terakhir, namun ada optimisme untuk peningkatan di masa mendatang,” jelas Hendro.
Tren penurunan suku bunga KPR, program-program baru
dari pemerintah, dan proyek-proyek strategis nasional dan peningkatan infrastruktur di Banten diharapkan akan mendorong pertumbuhan sektor properti di wilayah ini.
“Dengan daya beli yang tetap terjaga terutama pada sektor konstruksi berpotensi meningkatkan laju inflasi. Dan ini bisa menjadi serapan tenaga kerja untuk mengatasi pengangguran,” kata Hendro.***















