BANTENRAYA.COM – Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh diminta mandiri dan tidak bergantung pada Pemerintah Kota atau Pemkot Serang dalam mengelola dan merawat Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang.
Dengan mandiri pengelolaan dan perawatan Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang tidak bergantung sepenuhnya pada Pemkot Serang.
Hal itu disampaikan Penjabat Walikota Serang Nanang Saefudin usai melakukan kunjungan ke Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang, Selasa 1 Oktober 2024.
Penjabat Walikota Serang Nanang Saefudin mengatakan, pertemuan dengan Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh untuk mempererat silaturahmi dengan para orangtua, alim ulama, dan para cendekia.
“Saya minta doa, minta dukungan, minta saran bahkan minta koreksi barangkali kalau ada hal yang memang di dalam menjalankan tugas saya di luar koridor aturan perundang-undangan,” ujar Nanang,
Ia menuturkan, dalam pertemuan itu pihaknya berdiskusi dengan Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh, karena banyak hal kegiatan yang dilakukan di Masjid Ats-Tsauroh, tetapi pihaknya menyadari juga masih banyak kekurangan yang harus dilakukan oleh Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh.
Baca Juga: BNN Bersama Pemkot Upayakan Kota Bebas Narkoba Melalui Penguatan Nasionalisme
Karena, kata dia, Masjid Agung Ats-Tsauroh ini sudah ditetapkan sebagai Masjid Agung Kota Serang, tentu hal-hal yang menjadi hambatan, yang belum terselesaikan dengan baik.
“Itu pemerintah daerah ikut memfasilitasi, mendorong agar kemandirian masjid ini bisa berjalan dengan baik,” tutur dia.
Nanang mengakui bahwa untuk pembangunan akan dilakukan terus, karena masih ada yang kurang.
“Tadi ada pagar yang belum dibangun. Ini PR kita semua. In syaa Allah nanti kita akan undang Pak Kadis PU, apakah kita anggarkan lagi untuk pemagaran ke depan,” katanya.
Menurut dia, Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh secara bertahap harus mandiri. Salah satu kemandirian itu misalnya ada kegiatan pelaku-pelaku ekonomi di space-space Masjid Agung Ats Tsauroh.
“Hasilnya untuk operasional Masjid Agung Ats-Tsauroh, sehingga Masjid Agung Ats-Tsauroh tidak tergantung sepenuhnya kepada Pemerintah Kota Serang, walaupun sekarang juga dari iuran, dari hal yang lain itu bisa dilakukan sebagian oleh pengurus Masjid Ats-Tsauroh, tapi sebagian masih kita backup,” terang Nanang.
Nanang berharap ke depan Masjid Agung Ats Tsauroh menjadi role modem bagi masjid-masjid di Kota Serang.
Baca Juga: Tiga dari 17 Perusahaan Sudah Kantongi Izin, Pemprov Siap Tarik Pajak
“Sebagai contoh buat masjid-masjid yang lainnya dari sisi managerialnya, memakmurkan masjid nya, dan yang lebih penting keberadaan DKM Masjid Ats-Tsauroh ini sangat-sangat dirasakan minimal oleh masyarakat sekitar,” katanya.
Ketua Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh H. Sanwani revitalisasi Masjid Agung Ats-Tsauroh sendiri sudah memasuki tahap 3 yang diharapkan selesai pada awal tahun 2025.
“Mengenai kondisi bangunan yang sekarang, kini sudah memasuki tahap ke 3. Saya harap akan ada tahap-tahap berikutnya, karena pada tahap ke tiga ini tidak memungkinkan untuk selesai sepenuhnya,” ujar Sanwani.
Di tahap ketiga ini, kata dia, fokus pada pembangunan menara agar dapat selesai dan bisa digunakan oleh masyarakat umum.
“”Adapun tahap ketiga ini sudah berjalan baik, saya lihat setiap saat saya datang ke situ. In syaa Allah mudah-mudahan selesai pada waktunya,” harap dia.
Sanawi juga menjelaskan, pada tahap ketiga akan selesai sekitar 2-3 bulan apabila mengikuti kontrak yang sudah dibuat. Maka dari itu untuk Pembangunan tahap ketiga ini, diharapkan Menara Masjid Agung Ats-Tsauroh yang akan menjadi ikon Kota Serang dapat rampung pada awal tahun.
“Mudah-mudahan rampung sesuai target waktu yang ditentukan,” katanya.
Baca Juga: Gelar Apel Kesaktian Pancasila, Ketua GP Ansor Intruksikan Kader Jaga Kondusifitas Pilkada
Sanwani mengakui bahwa Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang masih bergantung kepada Pemkot Serang.
“Iya ini PR berat buat kami di yayasan karena masih ada pekerjaan yang sangat luar biasa konsekuensinya, yaitu kami mendapatkan amanah itu di Masjid Agung ini luasnya 2,6 hektar kurang lebih,” ungkap Sanwani.
Ia menjelaskan, luas lahan Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang sebagian masih dihuni oleh masyarakat Kota Serang, sehingga hal itu menjadi PR berat Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang.
“Kami sangat konsen terhadap persoalan itu, karena kami bagaimanapun juga mendapatkan amanah baik amanah Pemerintah Kota maupun amanah dari yang mewakafkan. Ini sangat berat sekali, oleh karena itu betul Pak Pj ini mengharapkan ke depan itu tidak harus kita mengandalkan dari pemerintah,” jelas dia.
Ke depan, kata Sanwani, pihaknya fokus pada relokasi warga Lingkungan Kantin. Nantinya setelah direlokasi, pihaknya bekerjasama dengan salah satu pengembang perumahan di Kota Serang.
“Kita sudah siapkan rumahnya. Adapun nanti bahasanya kadeudeh. Bukan ganti rugi. Kadeudeh itu bahasa kasarnya memberikan kerohiman ya mudah-mudahan ini bisa diterima oleh mereka karena ini menyelamatkan mereka juga secara tidak langsung,” katanya.
Pembina Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang H Embay Mulya Syarif mengaku sepakat bahwa Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang harus mandiri. Hanya untuk proses ke sana, karena ini transisi peralihan dari Pemkab Serang ke Pemkot Serang.
Baca Juga: Bahas Kerjasama, UARS Kunjungi Unsera
“Peralihan dari yang sekarang kita renovasi, jadi banyak sekali yang diluar dugaan kita,” kata Embay.
Ia mengungkapkan, jamaah juga merasa terganggu kenyamanannya selama proses pembangunan Masjid Agung Ats Tsauroh.
“Mudah-mudahan suatu saat Masjid Agung Ats-Tsauroh ini akan mandiri. Memang harusnya begitu. Dengan cara terus banyak dikunjungi oleh jamaah,” ungkap dia. (***)