BANTEN RAYA.COM-Kelompok 72 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Bina Bangsa (Uniba) melaksanakan pemberian snack stunting, atau yang lebih dikenal dengan program door to door (DTD) di Desa Warunggunung, Kampung Pasir Tangkil, Kecamatan Lebak.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu anak-anak yang mengalami stunting di desa tersebut. Menurut data kesehatan setempat, terdapat 10 anak yang mengalami stunting di Desa Warunggunung.
Firly Hutapea, salah seorang pembicara menyampaikan stunting merupakan kondisi di mana tinggi badan anak kurang dibandingkan dengan standar tinggi badan anak seusianya. Ini adalah gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi yang memadai selama masa pertumbuhan anak.
Ciri-ciri anak yang mengalami stunting dapat dilihat dari beberapa aspek perkembangan mereka. Pada usia 8-10 tahun, anak yang mengalami stunting biasanya akan menunjukkan tanda-tanda seperti menjadi lebih pendiam dan kurang melakukan kontak mata. Performanya dalam tes perhatian dan memori belajar cenderung menurun.
Baca Juga: Disnaker Fasilitasi Pelatihan Bagi Warga Cilegon Yang Ingin Kerja ke Luar Negeri
“Hal ini menunjukkan dampak jangka panjang dari kurangnya asupan nutrisi pada perkembangan anak,” katanya.
Ia menjelaskan, pemberian makanan tambahan merupakan bagian dari program intervensi yang bertujuan untuk memperbaiki status gizi anak yang mengalami kekurangan gizi. Melalui pemberian makanan tambahan ini, diharapkan status gizi anak dapat meningkat dan kebutuhan zat gizi mereka dapat terpenuhi dengan baik.
“Program ini penting untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan gizi yang cukup agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai dengan usia mereka,” ujarnya.
Pada kegiatan pemberian snack stunting yang dilaksanakan oleh Kelompok KKM 72 Universitas Bina Bangsa, para anggota kelompok melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah warga yang memiliki anak dengan kondisi stunting.
“Pendekatan door to door ini dipilih agar intervensi dapat dilakukan secara lebih efektif dan tepat sasaran. Dengan langsung bertemu dan berdialog dengan orang tua, anggota kelompok dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup serta dampak negatif dari stunting pada anak,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemprov Klaim Musim Panen di Banten Minim Puso
Selain itu, dalam kesempatan tersebut, kelompok KKM 72 Universitas Bina Bangsa juga memberikan penjelasan mendalam mengenai apa itu stunting. Masyarakat diberi pemahaman bahwa stunting bukan hanya masalah tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia, tetapi juga masalah yang lebih kompleks. Stunting dapat mempengaruhi perkembangan otak anak, yang pada akhirnya. (***)
















