BANTENRAYA.COM – Komunitas Tangan di Atas atau Komunitas TDA Serang Raya memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM di Kabupaten Serang dan Kota Serang untuk menaikkan kualitas mereka. Pendampingan berupa mentoring dilakukan oleh para mentor TDA Serang Raya yang ahli di bidangnya, yang disesuaikan dengan karakteristik UMKM yang dibina.
Ketua TDA Wilayah Banten Agus Sugito alias Mbah Agus mengatakan, mayoritas pelaku UMKM yang diberikan mentoring adalah UMKM yang bisnisnya masih rintisan atau baru akan memulai. Mereka inilah yang membutuhkan bimbingan dari para ahli di bidangnya, yang saat ini banyak dimiliki komunitas TDA.
“Untuk yang baru memulai, misalnya, materinya yang lebih cocok adalah tentang marketing, sales, atau membuat suatu produk yang bagus,” kata Agus saat workshop bertajuk “Urgensi Mentoring bagi Pertumbuhan Bisnis UMKM” yang digelar Komunitas TDA Serang Raya di Saung Ende, Kota Serang, Banten, Selasa, Selasa, 9 Juli 2024.
Agus mengatakan, pada proses mentoring pelaku UMKM akan dipantau bagaimana perkembangan bisnisnya. Juga diberikan materi yang sesuai dengan yang mereka butuhkan pada saat proses itu. Dengan cara ini, maka para pelaku UMKM dibimbing oleh ahlinya yang sudah berpengalaman dan terjun di bisnis serupa sebelumnya.
Baca Juga: Al Muktabar Sebut Penerapan Perda K3 Perlu Kolaborasi
“Sehingga temen-temen ini bisa terus bertumbuhlah dari sisi omzet, dari sisi cabangnya, atau marginnya,” katanya.
Agus mengungkapkan, komunitas TDA saat ini beranggotakan 40.000 pengusaha di seluruh Indonesia. Untuk di Banten, jumlah anggotanya kurang lebih 2.000 pengusaha. Dari 2.000 orang itu, sebanyak 1.000 orang lebih ada di Tangerang Raya. Sisanya tersebar di Serang, Cilegon, dan kota lainnya.
Ketua TDA Serang Raya Dian Pamela mengatakan, mentoring kepada para pelaku UMKM akan dilakukan selama tiga hingga empat bulan. Selain dimentori oleh mentor yang ada di Serang Raya juga bisa mengundang mentor tamu yang tersebar di 106 daerah di Indonesia.
Dian menyatakan, dalam mentoring ini, para mentor berbagi ilmu dan pengalaman mereka dalam menjalankan bisnis mereka secara suka rela tanpa bayaran. Mereka biasanya adalah pengusaha yang dulu juga pernah dimentori oleh mentor dan saat ini sudah merasakan buah manis dari mentoring. “Kita saling tolong-menolong,” ujarnya.
Seperti ingin membalas budi para mentor terdahulu, mentor saat ini melakukan mentoring kepada para pelaku UMKM saat ini dengan suka rela. “Kita yang sudah bener-bener ngerasain (manfaat-red) dari mentoring bisnis,” katanya. (***)