BANTENRAYA.COM – Sebanyak 13 Bakal Calon Walikota Serang saling unjuk gigi melalui alat peraga kampanye yang tersebar di setiap sudut jalan.
Hal itu dilakukan guna meningkatkan popularitas untuk dapat meraih suara masyarakat pada ajang Pemilihan Pilkada 2024.
Selain untuk meraih suara rakyat, mereka juga saling berebut restu dari berbagai partai politik untuk menjadi kandidat yang diusung sebagai Bakal Calon Walikota Serang.
Para kandidat terdiri dari berbagai macam kalangan, dari mulai politisi, birokrat, hingga tokoh organisasi kepemudaan.
Baca Juga: Cara Membuat Ongol Ongol Pandan Simpel dan Anti Gagal, Lengkap dengan Resep Terbaik
Mereka terus berlomba-lomba untuk memerebutkan hati maayarakat agar dapat menjadi orang nomor satu di ibukota Provinsi Banten.
Menanggapi terkait fenomena tersebut, Pengamat Politik dari Lembaga Survey Populi Center, Usep Syaeful mengatakan, banyaknya Bakal Calon Walikota Serang membuktikan bahwa proses demokrasi di Banten, utamanya adalah Kota Serang itu berjalanan dengan baik.
Karena, kata dia, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memilih dan dipilih.
“Saya kira itu hal yang bagus ya, karena artinya proses demokrasi kita itu berjalan dengan baik. Karena memang demokrasi itu memiliki karakter inklusif kan, dimana semua orang berhak memilih dan dipilih. Salah satu cirinya itu ya seperti ini, orang yang akan dipilihnya itu banyak,” kata Usep kepada Banten Raya, Minggu, 2 Juni 2024.
Baca Juga: Jalan Nasional di Kota Cilegon Mulai Berlubang, Pengendara Sepeda Motor Nyaris Tergelincir
“Dengan begitu berarti stok calon pemimpin itu kan ada banyak, dan nantinya masyarakat juga memiliki banyak pilihan, karena tidak hanya didominasi oleh satu nama aja,” tambahnya.
Usep juga mengatakan, dengan banyaknya pilihan, masyarakat justru semakin diuntungkan, karena bisa lebih menilai calon yang satu dengan calon yang lainnya.
Hanya saja, kata dia, meskipun nama-nama yang digadang-gadang sebagai bakal calon tersebut berasal dari berbagai kalangan, namun sejatinya mereka semua memiliki kesamaan dalam latar belakang.
“Kalau dari sisi kepada masyarakat saya kira lebih baik ya karena masyarakat bisa memilih banyak nama. Namun, yang perlu dikritisi adalah mereka-mereka bakal calon ini semuanya saya lihat berlatar belakang yang sama, yaitu sama-sama orang yang punya uang,” ujarnya.
Baca Juga: PKS Lebak Sesumbar Sumbang 60 Persen Suara untuk Dimyati Natakusumah Pada Pilgub Banten
“Meskipun berasal dari berbagai kalangan ya, baik politisi, birokrat, tokoh organisasi, tapi rata-rata ya semua sama, sama-sama orang yang punya uang,” katanya.
“Meskipun undang-undang menyatakan bahwa semua orang bisa mendaftarkan diri, tidak ada biaya dalam rekrutmennya, tidak ada mahar, harus terbuka dan demokratis,” terangnya.
“Namun memang faktanya ada yang salah dengan proses pemilu kita. Karena kalau melihat dari 11 bakal calon yang ada, mereka adalah orang-orang yang berduit, artinya tidak semua orang bisa untuk mendaftarkan diri,” sambungnya.
Usep menjelaskan, secara undang-undang proses untuk pendaftaran sebagai calon pemimpin daerah itu berdasarkan merit sistem.
Baca Juga: Tinggal Klik! Link Streaming Live Race MotoGP Italia 2024, Malam Ini Lengkap dengan Starting Grid
Di mana, orang-orang yang kompeten itu yang layak untuk maju dan naik ke permukaan atau diusung oleh partai politik.
Sehingga, kata dia, masyarakat dituntut untuk dapat lebih kritis dalam menentukan pilihannya pada Pilkada 2024 nanti.
“Kalau kita lihat kan dari nama-nama yang ada saat ini ya mereka semua sama-sama orang yang memiliki capital yang besar atau berduit,” kata Usep.
“Ya saya kira masyarakat harus bisa lebih kritis dan pesan untuk partai politik juga harus mengusung mereka-mereka yang punya kompetensi dan reputasi, bukan sekedar punya capifal saja,” jelasnya.
Baca Juga: Warga Tunjung Putih Doakan Isro Mi’raj Jadi Walikota Cilegon
“Makanya saya berharap, dalam Pilkada Kota Serang nanti itu ada pertarungan saling adu gagasan dan pemikiran terkait penyampaian konsep-konsep dalam menata Kota Serang. Jadi tidak hanya banyak-banyakan uang, tapi ada kompetisi saling mengemukakan konsep pembangunan di Kota Serang,” sambungnya.
Pria yang juga sebagai Akademisi Universitas Serang Raya atau Unsera ini juga menuturkan, dengan banyaknya nama bakal calon yang ada saat ini, menandakan bahwa di Kota Serang masih belum ada satu nama yang kuat.
Sehingga, kata dia, baik partai maupun individu berani untuk mencalonkan dan unjuk diri ke permukaan untuk mencari simpatik masyarakat.
“Banyaknya nama ini berarti kan belum ada yang kuat, semua masih memiliki peluang yang sama, makanya berlomba-lomba untuk saling mencari popularitas di masyarakat. Dan nanti bakal mengerucut menjadi empat atau dua nama,” tuturnya.
Baca Juga: Satpol PP Kabupaten Pandeglang Sita Miras Diatas 5 Persen, Total Capai 60 Botol Miras Berbagai Merek
“Dan dari semua nama yang ada itu juga mereka memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang memang dia ingin jadi walikota, ada yang ingin menjadi wakil walikota, ada juga yang memang hanya untuk tes ombak untuk popularitas partai atau lain sebagainya. Jadi semuanya ada tujuan sendiri-sendiri, ya strategi politik,” terangnya.
Lebih lanjut Usep menerangkan, setidaknya ada empat faktor penentu yang menjadi dasar penentuan untuk menjadi ke 11 nama-nama tersebut mengerucut menjadi calon walikota.
“Pertama dia harus memiliki tiket dari partai politik, memiliki elektabilitas dan popularitas, kemudian memiliki reputasi, dan terakhir memiliki capital. Paling tidak empat hal itu yang menjadi sangat rukun ya,” terangnya.
“Kalau faktor capital, kita lihat semuanya sama-sama berduit, tinggal dari yang tiga faktor ini, elektabilitas dan popularitas, reputasi, dan tiket partai. Dari segi popularitas misal, saat ini mungkin tidak ada yang dominan, ada beberapa mungkin yang incumbent, caleg gagal, dan lain sebagainya, tapi semua masih belum ada yang dominan, sebutlah misal Ratu Ria, Syafrudin, Subadri, Budi Rustandi, dan lainnya,” katanya.
Baca Juga: Pindah RKUD dari BJB ke Bank Banten, Pemkab dan Pemkot Berpotensi Kehilangan PAD Rp82,6 Miliar
“Kemudian kalau dari tiket partai, ya kita tau ada beberapa nama yang sebagai ketua kader, ketua partai, itu ada beberapa juga. Dan ada juga yang dari sisi jaringan, seperti misal Wahyu Nurdjamil, itu dia memiliki jaringan yang luas dari organisasi TTKDH-nya, dan itu juga memiliki potensi,” sambungnya.
Lebih jauh Usep juga mengatakan, dengan banyak faktor tadi diharapkan nama-nama yang mengerucut pada Pilkada Kota Serang nanti adalah nama-nama yang memiliki reputasi yang baik, konsep perencanaannya yang bagus, dan kompeten.
Sehingga, kata dia, pilkada Kota Serang menjadi lebih beragam dan berkualitas.
“Jadi tidak hanya soal uang, tapi juga harus mumpuni dan kompeten. Berkompetisi bukan hanya dari banyak uang, tapi juga ide, gagasan, konsep perencanaan, dan reputasi, sama popularitas,” pungkasnya.
Baca Juga: Cegah Penyakit LSD Jelang Hari Raya Idul Adha, Hewan Kurban Disuntik Divaksin
Diketahui saat ini terdapat belasan nama bakal calon walikota Serang yang fotonya tersebar di sudut-sudut Kota Serang.
Belasan nama tersebut adalah, Ratu Ria Maryana, Nur Agis Aulia, Wahyudin Djahidi, Syamsul Hidayat, Nuraeni, Budi Rustandi, Syafrudin, Subadri Ushuludin, Bambang Janoko, Fatihudin, Edi Ariadi dan Wahyu Nurdjamil.***

















