BANTENRAYA.COM – Masyarakat Kota Cilegon terutama RT dan RW mulai mempertanyakan soal program Sarana dan Prasarana Lingkungan (Salira) 2025.
Pasalnya, program Salira yang seharusnya sudah dimulai sejak April 2025 lalu sampai sekarang belum ada kejelasan.
Diketahui, Salira sendiri merupakan pembangunan infrastruktur lingkungan atau perkampungan, dimana per RW mendapatkan anggaran Rp100 juta dengan jumlah sekitar 300 RW di Kota Cilegon.
Baca Juga: Honda Banten Raih Prestasi di Kontes Layanan Honda Nasional 2025
Rp100 juta tersebut diperuntukkan membangun paving block jalan lingkungan, Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu), Pagar Makam, Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), drainase dan beberapa program lainnya.
Meski Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan pembahasan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) sudah rampung namun program Salira belum berjalan dengan alasan yang belum jelas.
Bahkan, informasi yang berhasil dihimpun Bantenraya.com sebenarnya anggaran Salira tersebut hampir dihilangkan pada Juli 2025 lalu.
Namun, berdasarkan hasil konsultasi Kelompok Masyarakat (Pokmas) dengan DPRD Kota Cilegon khususnya komisi I, anggaran tetap dipertahankan.
Sekarang anggaran Salira sendiri tetap ada di APBD Perubahan. Namun, realisasi program masih menjadi pekerjaan rumah (PR) apakah bisa direalisasikan mengingat minimnya anggaran di kas daerah.
Ketua RW di Kelurahan Purwakarta, Kecamatan Purwakarta Fatullah menjelaskan, sampai sekarang belum satupun yang berjalan, sementara masyarakat sudah sangat menunggu dan mempertanyakan program tersebut.
Baca Juga: Last Match! Timnas Indonesia vs Mali di Ajang Piala Kemerdekaan 2025: Prediksi dan Susunan Pemain
“Masyarakat sudah sangat menunggu-nunggu program tersebut, Seharusnya sudah jalan dua termin jalan. Namun sampai sekarang satupun belum jalan,” katanya, Senin 18 Agustus 2025.
Ia menyatakan, belum mengetahui kenapa program yang menyentuh langsung masyarakat itu belum jalan.
Bahkan, pihaknya sudah menanyakan kepada Pokmas (Kelompok Masyarakat) juga belum ada kejelasan.
“Masyarakat sudah sangat menanti terutama RT dan RW. Namun Pokmas juga tidak bisa menyampaikan informasinya kapan berjalan,” ujarnya.
Baca Juga: Viral Momen Ibu Ini Murka Gegara Ngira Hadiah Lomba 17 Agustus Dapat Kulkas, Ternyata…
Fatullah menegaskan, Salira menjadi program yang sangat penting. Sebab, program infrastruktur tersebut satu-satunya program infrastruktur yang dikelola masyarakat langsung dan terpenting sangat menyentuh hingga pelosok lingkungan.
“Berbeda sama program dinas dan dewan (Pokir-red) yang maunya ada di tengah atau kota,” tuturnya.
“Kalau Salira ini bisa sampai masuk ke dalam lingkungan pembangunannya, sangat dirasakan warga karena menjawab masalah yang ada di lingkungan, misalnya jalan becek, masalah saluran dan beberapa lainnya,” jelasnya.
Baca Juga: Robinsar Sampaikan 5 Ikhtiar Membangun Kota Cilegon, Salah Satunya Mewujudkan Kota Industri Hijau
Sebenarnya, jelas Fatullah, jika program tersebut juga langsung diberikan pada Agustus atau September nanti, maka bisa dilaksanakan seluruhnya secara langsung dari termin 1, 2 sampai 3. Tapi jika tidak maka itu akan sangat sulit dikejar dan maksimal pembangunannya.
“Terpenting itu uangnya ada. Jadi termin 1, 2 dan 3 juga bisa dilaksanakan. Tapi sampai sekarang uangnya juga belum jelas. Bahkan, ada kabar karena uang tidak ada maka tidak dilaksanakan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Pokmas Tingkat Kota Cilegon Eka Sartika memilih tidak berkomentar soal program Salira.
“Saya no komen soal itu,” pungkasnya. ***