BANTENRAYA.COM – Lembaga Kemajuan Petani Muda (Mada) Malaysia mengunjungi Pusat Penelitian Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi (P4B) di Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka untuk belajar pengelolaan tanaman padi.
Kunjungan tersebut dilakukan oleh Mada untuk mengembangkan pertanian padi yang dinilai masih teringgal dari pada di Indonesia.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang Yuli Saputra mengatakan, Mada malaysia mempelajari budidaya penanaman padi untuk menambah jumlah panen.
Baca Juga: Siapkan Anggaran Rp 700 Juta, Dindikbud Siap Bangun 2 Ruang Kelas Baru di SMPN 12 Cilegon
“Mereka panen padinya dua tahun empat kali, sedangkan di kita bisa panen tiga kali dalam setahun. Mereka datang karena mereka pengen panen padi di Malaysia itu lima kali dalam dua tahun,” ujarnya, Rabu (12/2).
Ia menjelaskan, Mada lebih dulu mengunjungi Kementrian Pertanian (Kementan) dan Institut Pertanian Bogor (IPB sebelum akhirnya mendatangi Kabupaten Serang.
“Setelah di sini mereka ke pusat perbenihan di Jakarta, mereka pilih Kabupaten Serang karena menjadi salah satu daerah yang sudah pernah dikunjungi oleh Kementerian Pertanian Malaysia yang mempunyai hubungan baik dengan Prof. Ali Jumashar sebagai pemilik P4B di Rancasanggal,” katanya.
Baca Juga: Dimulai Pekan Depan, Kota Cilegon Jalankan Program Makan Bergizi Gratis untuk 3.290 Siswa
Yuli menuturkan, pihaknya juga memberikan pemahamam terkait varietas padi trisakti 01 yang bisa panen lebih cepat dan dikembangkan oleh Prof Ali Jumashar.
“Mereka kebetulan melihat jenis varietas padi trisakti 01 milik pemerintah Kabupaten Serang dari hasil risetnya Prof Ali Jumashar yang kemudian dihibahkan ke ibu Bupati (Rt Tatu Chasanah-red). Padi ini umurnya pendek kemudian produktivitasnya tinggi, dan mereka pengen itu ditanam di Malaysia,” jelasnya.
Ia mengungkap, petani Kabupaten Serang dinilai lebih rajin dibandingkan dengan petni yang ada di Malaysia yang cenderung tidak merawat sawahnya.
Baca Juga: Jangan Tiru Helldy dan Sanuji, Peneliti BRIN Minta Andra Soni dan Dimyati Tidak Pecah Kongsi
“Kita mengajarkan terkait pola tanam, tata air pertanian, varietas unggul, dan yang tidak kalah pentingnya itu tingkat kerajinan petani Indonesia. Ternyata padi di kita itu bersih dari rumput, berbeda dengan di Malaysia dimana tinggi rumput dan padinya hampir bersaing,” paparnya.
Pihaknya juga sempat ditawari MOU kerjasama dalam melakukan pengembangan tanaman padi antara di Malaysia dan di Kabupaten Serang.
“Kalau dari madanya mengharapkan ada MOU tapi saya harus koordinasi ulang sama pimpinan daerah dalam hal ini Bupati nanti, yang kedua ke Prof Ali Jumhasar nya karena varietasnya tidak terlepas dari izin beliau. Kami sih berharap ini bisa ada pertukaran baik penyuluh pertanian maupun dari dinas pertanian dan kita bisa belajar pengembangan durian musangking di sana,” paparnya.***