BANTENRAYA.COM – Inflasi Kota Serang per Desember naik jadi 2,29. Penyebab inflasi Kota Serang naik salah satunya karena permintaan terhadap beberapa bahan pangan dan non pangan cukup tinggi.
Kenaikan inflasi Kota Serang ini terungkap dalam acara high level meeting (HLM) Triwulan IV yang digelar di Hotel Wisata Baru, Kota Serang, Rabu (11/12/24).
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang Imam Rana Hardiana mengatakan, angka inflasi pada Desember tahun 2024 ini mengalami kenaikan dari bulan November 2024.
Baca Juga: Pemkot Cilegon Terima Penghargaan Germas Terbaik se-Provinsi Banten
“Itu naik dari bulan kemarin 2,25 jadi 2,29. Naiknya 0,4 persen,” ujar Imam, kepada Bantenraya.com.
Ia menjelaskan, penyebab angka inflasi di Kota Serang naik jadi 2,29 karena ada beberapa komoditi yang mengalami lonjakan.
“Jadi ada beberapa komoditi yang memang naik. Ada komoditi yang turun karena memang untuk inflasi ini harga komoditi dinamis. Karena dinamis itu tentunya juga inflasi nya juga akan menjadi dinamis,” ucap dia.
Baca Juga: Tok! Pemprov Banten Tetapkan UMP 2025 Rp2,9 Juta, Mulai Berlaku 1 Januari
Kendati angka inflasi Kota Serang per Desember mengalami kenaikan, Imam menganggap angka 2,29 masih dibilang normal, karena inflasi itu ada tolok ukurnya.
“Kita sampaikan bahwa angka 2,29 itu dalam rentan kendali yang normal yang stabil. Karena di inflasi itu ada ukuran. Ada parameter yang disebut dengan plus minus satu persen dari 2,5. Jadi 2,5 merupakan parameter standar. Ketika lebih dari 1 itu masih normal.jadi 3,5 dan minus dari 1 dari 2,5 atau 1,5 itu juga masih termasuk normal. Jadi posisi Kota Serang Alhamdulillah stabil dan inflasi masih terkendali,” katanya.
Imam menyebutkan, ada beberapa bahan pangan yang menjadi pemicu inflasi Kota Serang melonjak.
Baca Juga: Musim Hujan Picu Kasus DBD di Kota Serang Meroket Tajam, 13 Orang Meninggal Dunia
Beberapa bahan pangan itu di antaranya bawang merah, cabai merah. Sementara bahan non pangan yang jadi penyebab inflasi salah satunya adalah perhiasan.
“Jadi ada pembelian perhiasan oleh masyarakat yang cukup merata di akhir tahun ini menunjang terhadap inflasi.
Ia mengatakan, pihaknya dalam hal ini tim pengendalian inflasi daerah rutin mengadakan rapat dan kolaborasi, serta komunikasi dengan sejumlah stakeholder lain, seperti Satgas Pangan, Bulog, dan BPS.
Baca Juga: Jadi Pelopor Pelayanan Kesehatan Terbaik, Dinkes Kota Cilegon Raih 22 Penghargaan di HKN ke-60
“Kita komunikasikan hal-hal krusial apa yang perlu kita perhatikan sehingga dari waktu ke waktu kita bisa coba petakan-petakan kerawanan yang ada. Komunikasi itu kita jalin terus. Kemudian kita lakukan kalau memang dibutuhkan misalkan operasi pasar seperti kemarin hari Senin ada gerakan pangan murah, kemudian juga di beberapa stakeholder seperti di polres, Polda, provinsi juga melakukan hal-hal yang sama dan kita mengkomunikasikan itu semua,” bebernya. ***