BANTENRAYA.COM – Kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah Akhir atau TPSA Bagendung, Kelurahan Bagendung, Kecamatan Cilegon tinggal dilakukan pendinginan.
Di mana, sudah hampir 700 ribu liter disemprotkan untuk proses pemadaman.
Proses pendinginan sendiri sudah berjalan sejak Jumat, 20 September 2024 lalu atau sudah berjalan 3 hari.
Kepala Bidang Pengelolaan Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Cilegon Eli Amaliyah menjelaskan, sekarang kondisinya tinggal hanya pendinginan titik kebakaran, serta memastikan jika masih ada asap akan langsung dilakukan penyemprotan.
Baca Juga: Pimpinan DPRD Provinsi Banten Ditetapkan, PDI Perjuangan Belum Setorkan Nama
“Ini tinggal proses pendinginan. Hanya memang kendalanya karena ada ditengah rawa dampaknya maka penyemprotan terkendala,” katanya, Minggu 22 September 2024.
Eli menegaskan, hingga hari ini, penyemprotan sudah hampir 700 ribu liter air yang digunakan untuk proses pemadaman.
“Rata-rata 100 ribu liter atau 100 kubik per hari. Total 7 hari sudah 700 ribu liter yang digunakan untuk pemadaman,” jelasnya.
Eli menyatakan, pihaknya masih memastikan proses pendinginan berjalan, sambil terus melakukan pemantauan jika nanti timbul api atau asap di lokasi lain.
Baca Juga: BPTD Banten Jaring 4 Bus Pariwisata di Pantai Anyer Karena Tak Laik Jalan
“Kadang masih ada dan keluar untuk asapnya. Namun, kami pastikan terus maksimal untuk pendinginan,” ujarnya.
Eli menegaskan, posisi medan yang ada di rawa membuat proses pendinginan terkendala.
“Sudah ada 3 anggota yang kemarin bertugas terjebak di rawa. Bahkan, itu bahaya seperti lumpur hidup. Diluar tumpukan sampah tapi di dalam itu air,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Ops Damkar Kota Cilegon Robi menyatakan, pihaknya masih terus menerjunkan sejumlah armada untuk pendinginan.
Baca Juga: Kemarau, Petani di Kabupaten Lebak Kesulitan Airi Sawah
Bahkan, pemadam dari industri juga masih terus dikerahkan untuk membantu pendinginan sejak Jumat, 20 September 2024 lalu.
“Jumat sudah dilakukan pendinginan. Hanya memang jauh kendala ada di rawa. Jadi tidak terjangkau,” ucapanya.
Salah satu upaya yang dilakukan, jelas Robi, adalah membuat parit agar kebakaran terisolasi hanya di titik rawa saja. Jangan sampai merambat karena memang masih ada bara api didalamnya.
“Dari atas ke bawah itu hampir 30 meter. Lalu rawa dan itu kami isolir dengan membentuk rawa,” tegasnya.***
 
			















