BANTENRAYA.COM – Rizki Pebriani, wanita asal Pandeglang ini mampu memanfaatkan bahan baku yang berasal dari alam menjadi produk UMKM yang bernilai.
Produk UMKM tersebut adalah jam tangan yang berbahan dasar dari kayu. Kendati berasal dari kayu, ia mengklaim produknya tersebut memiliki kualitas yang baik.
Bahkan nilai lebihnya, produk UMKM tersebut tentu memiliki keunikan dan ramah lingkungan jika dibandingkan dengan jam-jam yang tersebar di pasaran.
Baca Juga: Ogah Kecolongan Ada Gangguan, Polres Serang Kota Kerahkan Nyaris 1.000 Personel
Rumah produksi jam tangan kayu milik Riska berada di Kampung Ciekek, Kelurahan Karaton, Kecamatan Majasari, Pandeglang.
Meski masih industri rumahan, siapa sangka bahwa produk jam tangan kayu tersebut mampu menembus pasar global.
“Alhamdulillah untuk pemasaran sudah ke berbagai negara seperti Dubai kemudian Belanda, Afrika Selatan dan Paris,” kata Riska, Jumat, 31 Mei 2024.
Baca Juga: Calon Peserta Didik Baru Tak Perlu Risau, PPDB SMP Negeri Kota Serang Kini Bisa Daftar 2 Sekolah
Ia menjelaskan, pembuatan jam tangan kayu memiliki tingkat kesukaran yang cukup tinggi.
Ia harus melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan desain model jam tangan kayu dengan memanfaatkan program komputer.
Setelahnya desain terbuat, ia akan memilih bahan baku kayu yang akan digunakan. Terdapat beberapa pilihan jenis kayu, mulai dari jati, mapel dan sonokeling.
Baca Juga: 3 Kali Bentuk Gugus Tugas, Pj Gubernur Banten Soroti Lahan Eks HGU yang Masih Belum Optimal
“Dalam produksi jam tangan kayu ini, saya memiliki empat orang karyawan,” terangnya.
Untuk menembus pangsa pasar, Riska mengaku bahwa dirinya memanfaatkan platform online berupa media sosial maupun market place untuk menjajaki produknya ke calon konsumen.
“Sementara untuk ke mancanegara tadi, itu lebih ke misi dagang yang disuplai oleh BUMN. Kalau yang online itu pasti pembelinya dari Banten dan luar Pulau Jawa,” ungkapnya.
Baca Juga: 8 Contoh Ucapan Hari Lahir Pancasila 2024, Pas Jadi Status WhatsApp hingga Media Sosial Lainnya
Dari bisnis yang ia tekuni tersebut, Riska mengaku mampu meraup omzet hingga puluhan juta rupiah. Keberhasilannya tersebut tak lepas dari model bisnis be to be yang ia gunakan.
“Omzet paling sedikit itu Rp 10 juta, tapi pernah sampai Rp 75 juta,” imbuhnya.
Salah satu keunikan dari jam tangan miliknya ialah bahwa Riska memiliki jam tangan kayu seri etnis. Salah satu jam tangan kayu seri etnis yang paling laris adalah seri tenun Baduy.
Baca Juga: 8 Contoh Ucapan Hari Lahir Pancasila 2024, Pas Jadi Status WhatsApp hingga Media Sosial Lainnya
“Keberadaan seri itu juga jadi salah satu pembeda produk jam tangan kayu kami dengan yang dimiliki kompetitor,” ucapnya.
Selain itu, untuk menjaga hubungan baik atau memancing konsumen, rumah produksi jam tangan kayu miliknya juga memproduksi berbagai macam jenis corporate souvenir.
“Menggunakan bahan baku kayu kita olah menjadi talenan, nampan dan produk kria lainnya, dan itu menjadi penambah pemasukan dari usaha ini,” tandasnya. (aldi) ***
 
			
















