BANTEN RAYA.COM- Polsek Rangkasbitung berhasil mengungkap identitas dari mayat busuk yang sempat mengegerkan masyarakat Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, pada Selasa 14 Mei 2024.
Mayat tersebut, bernama Bangbang Triandi (55) warga Kampung Babakan, Desa Curugbitung, Kecamatan Curugbitung.
Kanit Reskrim Polsek Rangkasbitung, IPDA Herman membenarkan atas hal tersebut. Ia menjelaskan, korban sempat meninggalkan rumahnya selama beberapa hari.
“Berdasarkan informasi, korban telag meninggalkan rumah sejak tanggal 9 Mei 2024,” kata dia kepada Bantenraya.com, Rabu 15 Mei 2024.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil autopsi dan pemeriksaan lebih lanjut, tidak ditemukan adanya luka ditubuh korban.
Baca Juga: Ikut Pilkada, KPU Banten Sebut Caleg Terpilih Tak Mesti Mundur dari Kursi DPRD
“Keterangan dari pihak keluarga yakni istrinya, bahwa korban memang memiliki beberapa riwayat penyakit, juga memiliki riwayat linglung,” ujarnya.
Sementara itu, keluarga korban, Zhoga Tirta Rahman menuturkan, selama korban hilang sudah membuat laporan ke Polsek Curugbitung lantaran pamannya enam hari tidak pulang-pulang.
“Sabtu 11 Mei 2024, kami membuat laporan orang hilang ke polsek Curugbitung dan Polsek Maja,” katanya.
Ia menyampaikan, korban memang memiliki riwayat penyakit jantung, dan linglung.
“Kami sudah mengikhlaskannya. Jadi terkait akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut atau tidak bagaimana dari polisi,” terang Zhoga.
Baca Juga: Film Vina Sebelum 7 Hari Tuai Kontroversi, Keluarga Sang Mendiang Singgung Behel hingga Softlens
Dalam berita sebelumnya, Warga Kampung Cilangkap, Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, digemparkan oleh penemuan sesosok mayat yang telah membusuk pada Selasa 14 Mei 2024.
Mayat tanpa identitas itu ditemukan di sebuah tanah lapang oleh warga setempat. Saat ditemukan, mayat tersebut mengenakan kaos putih dan celana kolor biru tua.
Warga setempat, Riki mengungkapkan, penemuan mayat tersebut bermula ketika seorang warga mencium bau tak sedap di sekitar lokasi.
“Kami mencium bau busuk di lapangan, kemudian melapor ke RT dan pihak desa. Tidak lama setelah itu, pihak Kepolisian datang dan melakukan evakuasi,” tandasnya. (***)