BANTENRAYA.COM – Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Rau, Kota Serang pada Rabu 13 Maret 2024.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengecek harga barang dan ketersediaan stok di pasaran memasuki awal bulan Ramadan.
Pantauan Banten Raya di lapangan, Al Muktabar yang mengenakan topi cowboy tampak masuk menelusuri sudut-sudut pasar didampingi oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Banten.
Baca Juga: Tanpa Surat Tugas, Oknum Polisi Tembak Dua Pembalap Liar di Kota Serang
Satu per satu pedagang bahan pokok disambangi oleh Al Muktabar sambil menanyakan kondisi stok dan harga kepada pedagang.
Ditengah-tengah melakukan sidak, Al Muktabar terpantau mendatangi pedagang daging ayam potong dan langsung mengambil alih pisau untuk memotong sendiri daging ayam yang tersedia.
Sebanyak tiga ekor ayam yang dipotong-potong oleh Al Muktabar dan dibagikan kepada tiga orang ibu-ibu yang menyaksikan kehebatan Al Muktabar dalam mencincang daging ayam.
Baca Juga: Aliran Air Diputus Caleg Gagal, Warga Cisuru Cilegon Harus Kembali Jalan 2 Kilo Menuju Sumur Resapan
Menurutnya, harga bahan pokok yang saat ini harganya melonjak tinggi, masih diambang batas wajar dan dianggap masih terkendali.
“Tadi kita sempat potong sendiri itu daging ayam dan kita bagikan. Harganya (relatif-red) masih terkednali, yang terpenting barangnya ada, itu yang penting,” kata Al Muktabar kepada wartawan.
Al Muktabar mengatakan, kenaikan harga bahan pokok yang terjadi saat ini adalah sesuatu yang wajar. Dikarenakan, kata dia, momentum Bulan Ramadan yang dimana permintaan pasar menjadi naik.
Baca Juga: Baru Dua Hari Puasa, Petani Timun Suri di Lebak Langsung Dibanjiri Orderan Hingga Raup Cuan 10 Juta
“Kalau kita lihat ya ini karena momennya bulan puasa (Ramadan-red), jadi tadi saya cek memang ada beberapa bahan pokok yang harganya naik sedikit. Tapi itu (relatif-red) masih wajar, masih aman,”
“Dan itu juga karena memang kan dibatasi (stok barang-red) dari para pedagangnya, maka antara supply and demand disepakati harganya segitu. Secara relatif masih aman, belum yang ekstrem banget,” sambungnya.
Al Muktabar mengungkapkan, sejumlah bahan pokok yang mengalami kenaikan di antaranya adalah cabai rawit merah, cabai merah, telur ayam, bawang putih, beras, dan daging sapi. Ia menuturkan, kenaikan harga yang terjadi saat ini adalah hal yang wajar dan bukan hanya terjadi di Banten.
Baca Juga: Baru Dua Hari Puasa, Petani Timun Suri di Lebak Langsung Dibanjiri Orderan Hingga Raup Cuan 10 Juta
Al Muktabar juga mengatakan, yang terpenting adalah ketersediaan barang ada di pasaran. Terkait harga, lanjutnya, adalah merupakan titik temu antara kesepakatan penjual dan pembeli.
“Sekali lagi saya katakan, hal ini (kenaikan harga-red) itu adalah wajar, terlebih momentumnya adalah saat ini bulan puasa. Dan itu terjadi secara nasional, jadi tak hanya di Banten saja,” ujarnya.
“Makanya saat ini saya dan pak Wali dan jajaran, hadir ke sini (sidak-red) untuk mengecek dan memastikan bahwa ketersediaan barang itu ada,” sambungnya.
Baca Juga: Beroperasi di Siang Hari saat Bualan Ramadhan, 9 Restoran Dirazia Satpol PP Pandeglang
Lebih lanjut Al Muktabar mengatakan, berdasarkan arahan dari hasil rapat koordinasi pengendalian inflasi, Pemerintah Pusat saat ini tengah fokus terhadap komoditas beras yang mulai mengalami kelangkaan.
Akan tetapi, Al Muktabar mengklaim, di Banten ketersediaan beras masih mencukupi. Sehingga, masyarakat tidak perlu panik buying ataupun melakukan penimbunan stok.
“Dan iya beras juga kita cek memang ada sedikit kenaikan harga eceran tertinggi (HET). Tapi stok kita masih mencukupi. Saya juga sudah sampaikan kepada Bulog, agar bisa terus menggencarkan penyalurkan beras SPHP nya ke seluruh pasar tradisional yang ada di Banten secara merata,” terangnya.
Sementara itu,seorang pedagang bahan pokok di Pasar Induk Rau Iman mengatakan, kenaikan harga sudah terjadi sebelum bulan ramadan. Ia mengatakan, dirinya kerap mendapatkan protes dari pembeli yang merasa harga bahan pokok tidak kunjung turun.
“Kalau naik sudah dari minggu lalu, sebelum puasa (Ramadan-red) itu udah pada naik. Ya kaya cabe, bawang, naiknya lumayan,” kata Iman.
“Ya ada komplain dari pembeli, cuma kita juga beli dari sananya (distributor-red) juga udah tinggi harganya,” sambungnya.
Baca Juga: Disperindag Usulkan Tiga Pasar di Lebak Jadi Tempat Pangan Aman
Berdasarkan penelurusan di lapangan, beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan lumayan tinggi adalah cabai rawit merah dan cabai merah.
Saat ini, cabai rawit merah telah menyentuh harga Rp 80 ribu per kilogram, dari yang sebelumnya hanya Rp 35 ribu sampai 40 ribu per kilogramnya.
Selain itu, untuk harga cabai merah juga sudah menembus angka Rp 100 ribu per kilogramnya dari yang sebelumnya Rp 50 sampai 70 ribu perkilogramnya.
Baca Juga: Inilah Ganjaran Pahala Bagi yang Memberi Makaann Orang Berpuasa Menurut Ustad Abdul Somad
Kemudian, terdapat juga bawang putih yang mengalami kenaikan harga ke angka Rp 40 ribu perkilogram, tergantung ukuran.
Tidak hanya itu, harga daging ayam dan telur ayam juga mengalami kenaikan hingga mentuh angka Rp 40 ribu perkilogram dari yang sebelumnya Rp 36 ribu untuk perkilogramnya.
Telur ayam, melonjak jauh dari yang sebelumnya berkisar Rp 28 ribu perkilogram, kini menjadi Rp 32 ribu perkilogramnya.
Baca Juga: Buruan Daftar! KPU Buka Rekrutmen Pemantau Pilkada Pandeglang 2024
Lebih lanjut, harga daging sapi juga turut mengalami kenaikan. saat ini berada di kisaran harga Rp 140 ribu perkilogramnya, dari yang sebelumnya berada di angka Rp 135 ribu perkilogram.
Hal tersebut dikatakan oleh Muhron Firdaus yang mengatakan bahwa harga daging sapi saat ini masih stabil dan belum mengalami penurunan.
“Harga dari sebelum ramadan itu Rp 135rb-140rb. Sekarang masuk ramadan masih stabil di 140rb. Tapi biasanya menjelang idul fitri harga akan naik sampai 150rb perkilo. Sudah seperti adat saja itu,” kata Murhon Firdaus.
Baca Juga: Selama Bulan Suci Ramadhan, Jam Operasional Pegawai Pemkab Pandeglang Berkurang
Sementara itu, harga minyak curah juga turut mengalami kenaikan, dari yang sebelumnya Rp 14 ribu perliter, menjadi Rp 16 ribu perliter. Hal tersebut dikatakan oleh Muksin seorang pedagang sembako.
Ia mengatakan bahwa, pihaknya dibatasi oleh distributor untuk mendapatkan minyak curah. Selain itu, kata dia, dari pihak diatributor pun harganya sudah tinggi yakni Rp 15 ribu perliternya.
“Dibatasi dari distributornya, kita seminggu dijatah 1 dus (12 liter). Dan juga harganya udah tinggi, satu liternya itu Rp 15 ribu, kita jual ambil untung cuma seribu,” kata Muksin.***