BANTENRAYA.COM – Salah satu syarat bisa masuk surga adalah mencintai Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
Bahkan, Ustadz Das’ad Latif mengatakan, doa seorang muslim tidak akan diijabah oleh Allah subhanahuwataala jika tidak cinta terhadap Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
Dikutip dari YouTube Ustadz Das’ad Latif berjudul ‘Cara Mencintai Nabi Kita’, yang diunggah pada Sabtu, 16 Oktober 2021, Ustadz Das’ad Latif mengungkapkan, ada tiga cara mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.
Baca Juga: Hari Ini Prabowo Subianto Ulang Tahun ke 70, Nyapres Lagi di 2024?
1. Menyebut Nabi Muhammad
“Yang pertama, menurut para ulama, banyak banyak menyebut namanya (Nama Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam),” kata Ustadz Das’ad Latif dalam hutbah Jumat.
Ia pun mencontohkan, ketika kita cinta pada seseorang selalu menyebut namanya.
Begitulah bentuk cinta terhadap sseseorang.
“Masih ingat waktu jatuh cinta ketika SMA, kalau ada orang suka kan selalu sebut namanya,” kata dia.
Menurut dia, menyebut nama nabi ada adabnya.
Hal itu sebagaimana hadits nabi.
Baca Juga: Klasemen Sementara Liga 1 Minggu 17 Oktober 2021, PSIS Bayangi Bhayangkara FC yang Ditekuk Persib
“Ya ayyuhalladziina amanu shollu ‘alaihi wa salamu taslima. Ada tata caranya, ada etikanya ketika bershalawat kepada nabi
Tidaklah beretika berselawat sambil merokok. Tidaklah beretika bershalawat sambil ngopi,” ungkapnya.
Ia menegaskan, para sahabat, guru dan para ulama, ketika mendengar nama nabi saat sedang duduk, mereka berdiri.
Baca Juga: Diperiksa Polisi Usai Kabur dari Wisma Atlet, Rachel Vennya Ditahan?
Hal itu sebagai adab dan bentuk penghormatan kepada nabi sebagaimana Q.S Al-Ahzab ayat 56, yang berbunyi ‘Innalloha wa malaikatahu yusholluna ‘alannnabi yaa ayyuhalladzina aamanu shollu ‘alaihi wasallimu tasliman’.
“Guru saya mengajarkan kalau kamu ingin nikmatnya bershalawat, peganglah dada (sambil mengucap) ya nabi salam alaihi allahuma shali ala sayidina Muhammad waala ali sayidina Muhammad. Rasa rasanya ada nabi didepan kita,” jelasnya..
Baca Juga: 11 Siswa MTs Harapan Baru Tewas Tenggelam Saat Kegiatan Susur Sungai di Ciamis
2. Memuliakan Ulama
Menurut Ustadz Das’ad Latif, cara kedua mencintai nabi adalah dengan muliakan pewarisnya, yakni alim ulama.
“Biasa lihat orang yang mau meninggal, tua (orangtua), tolong dijaga anakku (menitipkan anak-anaknya). Nabi tidak minta jaga keturunannya. Nabi tidal mengatakaan warisanku, bukan emas, warisanku, bukan kerajaan. Al ulamau warisatul ambiya. Maka kalau cinta Rasulullah muliakan ulama,” jelasnya.
Baca Juga: Kalahkan Pemuncak Klasemen Bhayangkara FC, Persib Bertengger di Papan Atas
Bagaimana cara memuliakan ulama?
Ustad Das’ad Latif menjelaskan, memuliakan ulama tidak sekadar mencium tangannya atau meminum air bekas minum ulama.
“Laksanakan ilmunya, jangan kau jadi tim juri bagi ulama, ceramahnya jelek. Padahal, (ulama) sumber ilmunya sama Al-quran dan assunah, mungkin metode dan caranya yang berbeda. Tapi hargai pendapat yang disampaikan,” tegasnya.
3. Mengerjakan Semua yang Dikerjakan Nabi
Cara mencintai nabi yang ketiga, kata Ustadz Das’ad Latif, adalah dengan melaksanakan semua yang dikerjakan nabi.
Kata dia, perbuatan atau tindakan nabi yang dicontoh tidak usah yang susah-susah.
“Jadikan Rasulullah teladan yang paling utama, dan yang mendesak kita teladani dari nabi, ahlaknya, tata cara nabi memuliakan kehidupan manusia,” katanya.
Ustadz Das’ad Layif mengatakan, nabi pernah ditanya untuk apa dia diutus ke muka bumi.
Nabi, kata Ustadz Das’ad Latif, menjawab dengan satu kata ‘liutamimakarimal akhlak’, memperbaiki akhlak manusia.
“Sering kita melihat alim dia hapal quran dia menguasai ilmu agama, fiqih, tassawuf tau, tapi tidak tahu bagaimana dia bertetangga yang baik,” terangnya.
Adab nabi lainnya yang bisa dikerjakan oleh kita adalah shalat Jumat datang lebih awal, memperlakukan istri dengan baik, mendidik anak dengan baik, dan tersenyum kepada sesama.
“Rasulullah kalau ketemu orang tidak pernah (tidak lupa berjabattangan), kecuali rasulullah jabat tangan, dan adabnya nabi tidak pernah duluan melepas tangannya sebelum temannya, sahabatnya yang lepaskan tangannya (duluan),” ungkapnya.
“Coba itu amalkan, tiap ketemu sahabat berjabat tangan. Tapi sekarang ada korona tidak boleh salaman. Adab Rasulillah, ketemu sahabtanya, salaman, tersenyum dan tidak melepaskan tangannya kecuali temannya duluan yang melepasnya,” sambungnya. ***