BANTENRAYA.COM – Memiliki tubuh yang sehat adalah harapan setiap orang. Tak heran saat sakit akan cepat melakukan pengobatan dan mengunjungi dokter.
Beragam cara dilakukan manusia untuk mendapatkan kesehatan seperti menjaga kebersihan dan mengatur pola makan.
Namun kadang kala ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan meski seseorang sudah melakukan pengbatan secara medis ke fasilitas kesehatan termahal sekali pun.
Baca Juga: 13 Padepokan Silat Kumpul di Kecamatan Cilegon, Ini yang Dilakukan
Dilansir bantenraya.com dari kanal Youtube dr. Zaidul Akbar Official yang tayang pada 27 November 2021, ahli kesehatan sekaligus pendakwah, dr. Zaidul Akbar membedakan antara kesehatan yang sifatnya ruhiah dan non ruhian.
“Dua-duanya adalah kekuatan tubuh seseorang. Kita perlu pahami dengan baik. Di dunia barat tidak bisa mencampur adukan dua hal ini karena dianggap terpisah,” kata dr. dr. Zaidul Akbar.
Di dunia barat kata dr. Zaidul Akbar konsep matrealisme sangat kental.
Baca Juga: 5 Cara Stimulasi Sensori Motorik Pada Bayi 0-3 Bulan, Mudah dan Bermanfaat untuk Bayi
Dalam dunia Islam menurut dr. Zaidul Akbar sudah ada tuntunnya dan kalau dikerjakan dengan baik banyak urusan yang selesai.
“Kalau orang-orang soleh dan kuat imannya berpraktek melakukan pengobatan maka sebenarnya bisa jadi orang-orang kesehatan dan dokter gak ada kerjaan karena sebenarnya penyakit sumbernya adalah batin atau penyakit kalbu. Terapinya dengan Al-Quran,” beber dr. Zaidul Akbar.
Banyak penyakit ketika dibacakan Al-Quran kata dr. Zaidul Akbar tenyata bisa hilang.
Baca Juga: Menko Airlangga Dukung Inklusi Keuangan Bagi Pondok Pesantren
“Makanya kalimat atau kata mens sana in corpore sano atau dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat dalam kaca mata Islam itu keliru total,” jelasnya
Dalam video ini dr. Zaidul Akbar menyamaikan dasarnya yakni hadis yang ada dalam Al-Arba’in An-Nawawi.
Dari Abu Abdullah An-Nu’man bin Basyir Ra., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
“Sesungguhnya yang halal itu sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun di antara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barang siapa menjauhi diri dari yang syubhat, berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barang siapa sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara-perkara syubhat (samar), sungguh dia jatuh pada perkara yang haram, seperti seorang gembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan dan ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkanNya. Dan ketahuilah, pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila ia baik, maka baiklah tubuh tersebut, dan apabila rusak, maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR Al-Bukhäri dan Muslim)
Baca Juga: Beri Gimik Bantuan Beras Warga Vaksinasi, Bank Mandiri Berharap Kesadaran Vaksinasi Meningkat
“Nabi sudah mencontohkan itu smeua. Kita bisa mengambil faidah dari itu semua,” saran dr. Zaidul Akbar. ***















