BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Lebak melantik sebanyak 3.508 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK di lingkungan Pemkab Lebak, mulai dari fungsional guru, tenaga kesehatan hingga teknis administratif.
Tahun depan, Pemkab Lebak bakal menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp15,7 miliar untuk penggajian seluruh PPPK tersebut.
Bupati Lebak, Hasbi Asyidiki Jayabaya menyebut bahwa mekanisme penggajian PPPK Paruh Waktu di lingkungan Pemkab Lebak sendiri akan disamakan dengan gaji PPPK ketika masih menjadi pegawai honorer di satukan organisasinya masing-masing.
Ttu diharapkan bisa menjadi penyemangat bagi para PPPK Paruh waktu yang baru diangkat untuk bisa bertugas secara maksimal.
“Pemkab Lebak sudah menyiapkan Rp15,7 miliar untuk Gaji para pegawai PPPK Paruh Waktu tahun depan. Saya harap mereka bisa bekerja maksimal dalam melayani masyarakat Kabupaten Lebak,” kata Hasbi saat diwawancara usai pelantikan PPPK di Stadion Uwes Al Qorni Rangkasbitung, Senin, 22 Desember 2025.
BACA JUGA: Tenaga Honorer di Pemkab Pandeglang BAkal Beralih Jadi PPPK Paruh Waktu
Meski menggunakan mekanisme gaji eksisting, Hasbi juga mengungkapkan, pihaknya tetap melakukan penyesuaian dan pemantasan bagi pegawai yang menerima gaji tak layak ketika masih menjadi honorer, khususnya para tenaga pendidik maupun kesehatan.
“Ya Insya Allah semua PPPK yang dilantik ini menerima gaji yang layak ketimbang saat masih menjadi honorer,” ujarnya.
Hasbi mengakui alokasi anggaran yang mencapai Rp15,7 miliar membuat Pemkab Lebak sedikit keteteran. Namun tentunya hal itu juga turut dirasakan bagi daerah lain di masa-masa pelantikan PPPK Paruh Waktu itu.
Kendati begitu, dia menilai kemunculan Inpres 1 2025 terkait Efisiensi Anggaran menjadi salah satu jalan pihaknya dalam melakukan pergeseran anggaran, termasuk untuk menyiapkan gaji para PPPK Paruh Waktu.
“Mungkin orang nyebut itu beban. Tapi itu sebetulnya efektifitas kinerja. Walaupun ada anggaran (program) yang digeser, insyaallah kita masih mampu memberikan gaji mereka. Apalagi kalau dilihat dari aspek kemanusiaan, banyak guru-guru honorer yang sukarela bertahun-tahun bertugas,” imbuhnya.***
















