BANTENRAYA.COM — Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang (Unpam) Kampus Serang menegaskan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara desa dan perguruan tinggi sebagai kunci keberhasilan pembangunan nasional berbasis tapak.
Penegasan itu mengemuka dalam Webinar Nasional dan Diseminasi Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Desa Sebagai Penggerak Pembangunan Berkelanjutan: Inovasi, Kolaborasi dan Transformasi Tata Kelola”.
Webinar yang diikuti sekitar 300 peserta tersebut dihadiri mahasiswa serta 18 dosen dari Program Studi Administrasi Negara dan Ilmu Pemerintahan Unpam Kampus Serang.
BACA JUGA: Berhasil Kalahkan Thailand, Timnas Futsal Indonesia Raih Emas di Final SEA Games 2025
Kegiatan ini menempatkan desa sebagai aktor utama pembangunan, bukan sekadar penerima kebijakan dari pemerintah pusat maupun daerah.
Direktur Unpam Kampus Serang, Imam Shofi’i, dalam sambutannya menegaskan bahwa perguruan tinggi harus menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat.
Menurutnya, desa merupakan mitra strategis sekaligus laboratorium sosial untuk membuktikan bahwa riset dan pengabdian akademik mampu menjawab persoalan riil warga.
Imam menekankan perubahan orientasi pendidikan tinggi menuju konsep “kampus berdampak”, di mana kerja akademik tidak berhenti pada laporan atau seminar.
“Pengabdian dan riset harus teruji di ruang publik, terutama di desa sebagai garda terdepan pembangunan,” ujar Imam, Sabtu (20/12/2025).
Ketua pelaksana kegiatan, Jaka Maulana, menyampaikan webinar ini dirancang sebagai ruang kolaboratif antara akademisi dan praktisi desa.
Selain diskusi, forum ini juga mendiseminasikan praktik pengabdian dosen yang telah dilakukan di berbagai desa dan komunitas masyarakat.
“Sinergi desa dan kampus tidak boleh bersifat seremonial. Harus berkelanjutan dan menghasilkan perubahan yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Jaka.
Dalam sesi materi, Sekretaris Jenderal DPP APDESI Merah Putih, Uhadi, menekankan bahwa inovasi desa merupakan kerja nyata yang memanfaatkan teknologi, sumber daya lokal, dan gagasan baru untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
Dia juga menyoroti pentingnya optimalisasi Dana Desa agar pembangunan lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Uhadi menambahkan transformasi tata kelola desa dari manual ke digital menjadi pintu masuk menuju pemerintahan desa yang transparan dan akuntabel.
Namun, dia mengingatkan tantangan serius seperti keterbatasan SDM, kendala pembiayaan, serta rendahnya pemahaman aparatur desa terhadap keterbukaan informasi.
Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Ipah Ema Jumiati, menegaskan desa kini telah bergeser dari objek menjadi subjek pembangunan.
Menurutnya, keberhasilan agenda SDGs sangat ditentukan oleh kemampuan desa membangun inovasi, memperkuat kolaborasi lintas-aktor, dan membenahi tata kelola pemerintahan.
Sementara itu, akademisi Unpam Kampus Serang, Heru Wahyudi, menyoroti lemahnya perencanaan berbasis data dan belum jelasnya indikator dampak pembangunan desa.
Dia menilai kampus dapat berperan sebagai mitra penguat sistem tata kelola desa, terutama dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Dana Desa.
Pada sesi Diseminasi PKM, Kaprodi Administrasi Negara Unpam Kampus Serang, Zakaria Habib Al-Ra’zie, menegaskan pengabdian kepada masyarakat harus meninggalkan jejak perubahan yang terukur dan berkelanjutan.
“Program PKM harus relevan dengan masalah desa, tepat metode, dan manfaatnya bisa dilihat serta direplikasi,” ujarnya. ***



















