BANTENRAYA.COM – Usai meraih sebagai National Winner Coding, Muhammad Fana Afiroza seorang putra dari Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Pemkot Cilegon Riezka Budhi Mustika mengaku bercita-cita menjadi pembuat game di Indonesia suatu saat nanti.
Diketahui, Fana baru saja meraih sebagai National Winner and Inti Semifinalist Young Coder World Cup 2025 di Gedung Film Pesona Kemenkraf Jakarta Selatan, Minggu 14 Desember 2025.
Saat ini Fana, remaja kelahiran 16 Juli 2012 itu baru saja duduk di bangku kelas 7 SMPN 2 Kota Cilegon dan telah mengikuti berbagai macam kejuaraan dari perlombaan coding di tingkat nasional dan banyak sekali memiliki sertifikat berprestasi.
BACA JUGA: Jelang Nataru Harga Bahan Pokok di Lebak Melonjak, Cabai Rawit Merah Naik 2 Kali Lipat
Ia mengatakan, dirinya bercita-cita untuk menjadi pembuat game di Indonesia, dan kesehariannya sesekali bermain roblox.
Kata dia, awal mula menyukai coding karena memiliki hobi bermain game lalu mulai mempelajari coding sendiri.
“Ingin menjadi pembuat game suatu saat nanti, dulu suka coding karena liat dari game dan mulai belajar sendiri,” katanya kepada Bantenraya.com, Selasa 16 Desember 2025.
BACA JUGA: Warga Kompleks Bumi Serang Baru Tampilkan Bank Sampah di Lomba KRLA Kota Serang 2025
Ia menjelaskan, dirinya mengaku pernah mengalami masa-masa sulit saat melakukan proses coding.
“Sulitnya kalau sistemnya lagi eror itu kadang buat panik, tapi kedepannya masih mau ikut lomba-lomba coding lagi,” jelasnya.
Adapun untuk persiapan lomba coding biasanya Fana berlatih coding selama 2-3 minggu. “Biasanya latihan mau lomba itu 2-3 minggu saja, berlatih sendiri,” ujarnya.
Ia mengaku kedua orang tuanya Budhi dan Visca sangat mendukung dirinya untuk memperdalam minat bakat mempelajari coding.
“Alhamdulillah selalu didukung orang tua, selalu mendukung Fana dalam keadaan apapun terutama masa sulit belajar,” terangnya.
Untuk memperdalam ilmu codingnya, saat ini Fana selain sekolah fokus mempelajari coding di Coding Next.
“Les itu keinginan Fana sendiri karena mau belajar coding lebih baik lagi, kalau di sekolah belum ada ekskul coding yang khusus,” jelasnya.

















