BANTENRAYA.COM – Sore itu waktu menunjukkan pukul 14.48 WIB, saat ditemui di ruang kerjanya yang bersih, sederhana dan minimalis berukuran sekitar 4×6 meter, Asep Nuhrahajaya yang kini dipercaya menjadi Staf Ahli Bupati Serang Bidang Pemerintahan Politik dan Hukum menyambut wartawan Banten Raya dengan ramah dan penuh senyum.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, Asep tetap masuk kerja meski kondisinya sedang flu dan Ia baru saja pulang dari Rumah Sakit setelah memeriksakan kesehatannya.
Pada pagi harinya ia bersama ASN yang lain mengikuti senam dalam rangka memperingati HUT ke-54 Korpri tahun 2025.
Memulai pembicaraannya, Asep menceritakan ia diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 1 Maret 1991 dengan status sebagai PNS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditempatkan di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, Kantor Wilayah (Kanwil) Jawa Barat.
Ia diberi tugas sebagai Pembantu Pimpinan pada Seksi Pendidikan Dasar.
BACA JUGA: Gedung Sekolah Rakyat di Lebak Beroperasi di 2026, Cek Lokasi dan Luasnya yang Lega
Pria yang akan memasuki masa pensiun pada akhir Februari 2026 tahun depan itu, tercatat menjadi abdi negara selama 35 tahun.
Selama berkarier menjadi ASN ia banyak mendapat tugas yang berkaitan dengan pendidikan. Berikut ini perjalanan kariernya.
Setelah mendapat tugas sebagai Pembantu Pimpinan pada Seksi Pendidikan Dasar, tahun 1995 Asep ditugaskan menjadi Pengawas Sekolah Dasar, selanjutnya ia ditugaskan menjadi Kepala Seksi Bina Pemuda dan Olahrga dimana saat itu struktur organisasinya bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Saat menjabat Kasi Bina Pemuda dan Olahraga, Asep dipercaya memegang jabatan sebagai Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Serang oleh Ketua KONI Kabupaten Serang yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Aman Sukarso.
Seakan tidak percaya diberi jadi Sekretaris KONI Kabupaten Serang, lantaran belum pernah berkecimpung di dunia olahraga dan masih menduduki jabatan eselon IV, sementara ketuanya merupakan pejabat eselon IIA, Asep berupaya menemui Aman Sukarso untuk memastikan apakah pilihannya benar atau tidak.
BACA JUGA: Ini Bocoran Rangkaian Seleksi dan Tes Sekolah Kedinasan 2026, Persiapkan dari Sekarang!
“Saya nunggu lama sampai menjelang magrib untuk ketemu beliau. Saat bertemu, saya bicara ke Almarhum waktu itu, saya harus bagaimana karena saya bukan orang olahraga, saya khawarir tidak mampu ngurusin KONI, Pak Aman malah menjawab, “orang yang seperti ini yang bapak mau, yang bapak cari. Saya semakin kaget, Pak Aman malah bilang “saya enggak salah pilih Pak Asep,” tuturnya, Jumat, 28 November 2025.
Kurang lebih 1,5 tahun menjadi Kasi Bina Pemuda dan Olahrga, Asep selanjutnya diangkat menjadi Kasi Kurikulum Sekolah Dasar (SD).
Saat menjadi Kasi Kurikulum SD itu ia berupaya semaksimal mungkin membantu pimpinan untuk mengelola hal-hal yang berkaitan dengan bagiamana perencanaan dan implementasi serta evaluasi kurikulum di sekolah.
“Alhamdulillah saya bisa mengembangkan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat terkait implementasi dan regulasi kurikulum yang barlaku. Terus melakukan upgrading Guru Sekolah Dasar, mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya kompetitif, lomba-lomba siswa dan sebagainya,” ungkap pria lulusan S1 IKIP dan S2 Universitas Pendidikan (UPI) Bandung itu.
Kemudian, Asep mendapat promosi menjadi eselon IIIB sebagai Kepala Bidang (Kabid) SMA dan SMK, dimana saat itu SMA dan SMK masih menjadi kewenangan kabupaten. Asep pun memanfaatkan kesempatannya itu untuk bergaul dengan para Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA/SMK selama kurang lebih 10 bulan. Selanjutnya ia dipercaya menjadi Kabid Pembinaan SD dengan waktu yang cukup lama.
BACA JUGA: Bosda Sekolah di Cilegon Bakal Dihapuskan, Siswa Kehilangan Rp250 Ribu di 2026
Setelah cukup lama bertugas di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, pada 29 April 2011, Asep diberi tugas menjadi Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), yang kini menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida).
“Di Bappeda itu saya banyak belajar perencanaan makro sampai mikro. Sebagai Sekretaris Bappeda, dalam bekerja lebih kearah yang sifatnya mensupport Pimpinan dan mengkoordinasikan bidang-bidang serta urusan administrasi,” katanya.
Kurang lebih 6 tahun bertugas sebagai Sekretaris Bappeda, Asep mengikuti seleksi open bidding pejabat Eselon II dan dinyatakan lulus sehingga kemudian dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang pada 30 Desember 2016.
Sembilan tahun menjadi Kepala Dindikbud dan telah menerima SK pensiun yang ditanda tangani pada 28 Agustus 2025, pada 16 Oktober 2025 Asep dirotasi menjadi Staf Ahli Bupati Serang Bidang Pemerintahan Politik dan Hukum.
BACA JUGA: Bosda Sekolah di Cilegon Bakal Dihapuskan, Siswa Kehilangan Rp250 Ribu di 2026
Bangga Melihat Penerima Beasiswa APBD Kabupaten Serang Diwisuda
Saat menjadi Kepala Dindukbud Kabupaten Serang, pria kelahiran Tasikmalaya, 17 Februari 1966 ini telah membuat berbagai program kebijakan di luar pakem yang sudah ada, bahkan program ini tidak dilakukan oleh daerah-daerah lain.
Salah satu program yang paling menonjol adalah program Beasiswa Program S1 bagi Guru PAUD, Beasiswa Pasaca Sarjana S2 bagi Guru SMP di Institut Teknologi Bandung (ITB), Beasiswa Pasca Sarjana S2 bagi Guru Sekolah Dasar di UPI Bandung, Beasiswa Pendidikan Vokasi D3 di Universitas Indonesia (UI).
Kemudian, Beasiswa Program S1 Kedokteran dan Pendidikan Vokasi D1 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), serta berbagai beasiswa yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Program CSR Kabupaten Serang, Beasiswa diberikan kepada mereka yang kurang mampu, namun memiliki prestasi akademik yang bagus setelah dilakukan seleksi yang ketat. Program ini pun menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain.
“Program-program yang saat itu kami jalankan adalah program dari kebijakan yang sudah disetujui dan diarahkan serta ditetapkan oleh pimpinan, sehingga program itu bisa dilakasanakan dan benar-benar punya nilai serta manfaat bagi orang lain. Kami berfikir bagaimana caranya guru-guru itu punya kesempatan untuk mendapatkan wawasan yang lebih,” ujarnya.
Kebijaka-kebijakan yang dihasilkan dari pemikiran out of the box tersebut menarik perhatian daerah lain, baik di Provinsi Banten maupun dari luar Banten seperti dari Kota Pinrang, Sulawesi Selatan dari daerah-daerah lain, yang menanyakan regulasi, aturan kebijakan serta langkah-langkah pelajsanaan tersebut sehingga bisa diterapkan.
BACA JUGA: Banyak Siswa Sekolah Rakyat di Kabupaten Lebak Tak Sabar Ingin Pulang
“Yang pasti saya ada kebanggan tersendiri dan kepuasan batin ketika melihat penerima beasiswa ini diwisuda. Tentu program ini bisa terwujud karena dukungan Perangkat Daerah lain,” katanya.
Anak Guru SD dan Pedagang Kelontongan yang Bercita-Cita Menjadi TNI
Asep tidak pernah membayangkan menjadi ASN dan menduduki jabatan Eselon II. Pasalnya ia lahir dari keluarga sederhana di Kota Kecil Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Ayahnya seorang Guru SD yang pensiun sebagai Kepala Sekolah, sedangkan ibunya pedagang kelontongan dan sembako. Pada saat duduk di banku SD, Asep terbiasa mencari uang jajan sendiri dengan berjualan es lilin yang diambil dari tetangganya setelah pulang sekolah dan pada hari libur.
Walaupun orangtunya Guru SD, Asep tidak ditutut memiliki nilai akademis yang bagus, namun orangtunya lebih mendidiknya lebih kearah kedisiplinan, kemandirian, kepatuhan, dan kepemimpinan, untuk itu ia selalu diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan Pramuka karena orangtunya sendiri merupakan Pembina, Pelatih, dan Tokoh Pramuka.
“Meski saya tidak pernah jadi juara kelas, tapi selalu jadi pemimpin di setiap kegiatan kelompok,” kenang pria yang punya prinsip “untuk hal baik, lakukan apa yang bisa dilakukan” itu.
Asep mengaku saat kecil dulu bercita-cita menjadi prajurit TNI, untuk menggapai cita-ciatanya itu, setelah lulus SMA pada tahun 1984 Asep mengikuti seleksi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di Kodam III Siliwangi dan mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi lanjutan di Magelang, Jawa Tengah.
Namun upayanya untuk menjadi prajurit TNI itu tidak disetujui ibunya dan bahkan cenderung melarangnya.
BACA JUGA: Tiga Unit Sekolah Baru di Banten Siap Beroperasi Tahun Depan
Akhirnya Asep mengikuti jejak kakak sepupunya untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru di IKIP Bandung, yang kini menjadi UPI Bandung.
“Waktu itu saya bilang enggak apa-apa tes ke IKIP tapi tidak untuk Program Studi yang menjadi guru, akhirnya saya mengambil jurusan Administrasi Pendidikan. Saya S2 dan S3 di UPI semua dapat beasiswa, kalau S2 saya dapat beasiswa dari World Bank,” tuturnya.
Senang Traveling dan Pernah Mengayuh Sepeda dari Serang ke Yogyakarta
Di sela-sela kesibukannya sebagai PNS, Asep selalu menanfaatkan waktu libur dengan tarveling menggunakan motor ke tempat-tempat yang terbilang cukup jauh.
Bersama komunitasnya, Asep pernah melakukan perjalan terjauhnya ke Sape, sebuah kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
“Rencana habis lebaran mau ke Aceh. Untuk pulau jawa mah sudah semua kayanya,” katanya.
BACA JUGA: Pelajar di Pandeglang Lalui Jalan Lumpur untuk ke Sekolah, Kondisinya Sepeti Belum Merdeka
Sebelum suka touring menggunakan kendaraan bermotor roda dua, Asep juga sebelumnya hobi bersepeda, jika sudah bersepeda bisa dilakukan dalam waktu yang pendek bahkan bisa sehari penuh jika melintasi hutan dan perbukitan-perbukitan.
Adapaun jarak terjauh yang pernah ia tempuh bersama komunitasnya Serang All Mountain (SerAm) yaitu dari Serang ke Yogyakarta.
“Kita lewat Puncak, terus ke Bandung, Garut, Tasikmalaya, terus ke Banjar, terus ke Purworejo, Kulonprogo sampai akhirnya ke Yogyakarta, lima hari perjalanan. Senang saja kalau jalan-jalan ke alam terbuka atau outdor,” ungkapnya.
Rencana Kegiatan Setelah Pensiun: Mengajar dan Berwirausaha
Asep akan memasuki pensiun tiga bulan ke depan setelah mengabdi menjadi PNS selama 35 tahun.
Namun Asep memiliki tekad untuk terus mengabdikan diri di bidang pendidikan. Beberapa perguruan tinggi telah memintanya untuk mengajar dan peluang itu akan dimanfaatkan Asep untuk mengisi waktu luang setelah pensiun nanti.
“Yang penting tidak kehilangan kegiatan. Alhamdulillah ada beberapa perguruan tinggi yang meminta saya untuk mengajar. Paling nanti sambil berwirausaha, dagang atau apa saja yang penting ada aktivitas. Mudah-mudahan selalu diberi kesehatan, keselamatan, dan keberkahan,” tuturnya.***

















