BANTERAYA.COM – Program Sekolah Rakyat di Kabupaten Lebak sudah bergulir hampir satu semester. Selama itu, para peserta didik yang terpilih mengikuti program itu diklaim mengikuti segala aktivitas dan pembelajaran secara normal.
Di Lebak sendiri, tiga jenjang pendidikan, SD, SMP, hingga SMA sederajat sekolah rakyat dijalankan. Untuk jenjang SMA, total siswa yang tinggal di asrama sebanyak 100 orang sementara SD dan SMP sebanyak 75 orang.
“Alhamdulillah masih lengkap jumlah siswanya sekolah rakyat sampai hari ini. Masih sama ketika penerimaan,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten Lebak, Lela Gifty Cleria saat ditemui, Selasa, 25 November 2025.
Kendati begitu, Lela mengakui selama berjalan program sekolah rakyat, pihaknya menemukan sejumlah kendala. Salah satunya ialah keinginan siswa untuk pulang dan berhenti mengikuti program tersebut.
Menurutnya, hal itu terjadi karena kerinduan para siswa ke keluarganya. Kejadian itu sendiri dialami oleh sekolah rakyat jenjang SMA.
BACA JUGA : Sekolah Rakyat Jadi Terobosan Untuk Entaskan Kemiskinan di Pandeglang
“Paling hanya sekitar dua siswa yang hampir mengundurkan diri. Kemudian kita panggil orang tua mereka dan akhirnya berakhir kita cegah,” ungkapnya.
Keberhasilan itu juga diklaim sebagai kesuksesan seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan khususnya pihak sekolah, guru dan staff lainnya.
Pendekatan emosional yang dibangun oleh wali asrama dengan siswa, dibantu terpenuhinya segala kebutuhan merupakan kunci kesuksesan itu.
“Selain dari kehidupan sehari-hari, proses pembelajaran juga dilakukan seprofesional mungkin oleh guru. Itu juga dibantu dengan fasilitas, seperti laptop dan lain-lain yang sudah didapat siswa,” ujarnya.
Lela juga membeberkan strategi pihak sekolah untuk membuat para murid betah dan tetap mandiri. Dia bilang, sekolah menerapkan sistem reward untuk para siswa, khususnya jenjang SD.
BACA JUGA : 9 Siswa dari Sekolah Rakyat Menengah Atas 33 Tangerang Selatan Mengundurkan Diri
Hal itu disebut efektif membentuk siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan individunya meski jauh dari orang tua.
“Misal siswa yang paling rajin, nanti setiap bulan diumumkan. Jadi mereka semangat. Apalagi kan disiapkan hadiah, ya walaupun kecil, tapi sangat efektif. Apalagi yang SD,” tandasnya. (***)

















