BANTENRAYA.COM – Sebanyak 9 siswa dari Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangerang Selatan memutuskan mengundurkan diri. Padahal, sekolah ini baru saja diresmikan pada 15 Agustus 2025 lalu.
Sekolah rakyat sendiri merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Program ini hadir dengan tujuan memberikan sekolah gratis bagi anak-anak dari keluarga ekonomi sulit, agar mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa dibebani biaya.
Para siswa juga difasilitasi dengan asrama selama menempuh pendidikan.
Baca Juga: Deretan Laptop Polytron yang Punya Spek Gahar, Tak Melulu Soal Mesin Cuci atau TV
Dari total 150 siswa yang diterima di SRMA 33 Tangsel, 9 di antaranya memilih mundur. Informasi ini dikutip dari Instagram @apakabartangsel.id pada Kamis, 18 September 2025.
Alasan 9 Siswa Mundur dari Sekolah Rakyat 33 Tangerang Selatan
Beberapa alasan yang muncul di antaranya karena belum terbiasa dengan aturan disiplin ketat seperti bangun pagi, sholat subuh, olahraga, serta rutinitas kehidupan di asrama.
Ada juga yang merasa berat dalam beradaptasi sambil membawa beban psikologis serta latar belakang keluarga yang kompleks, mulai dari siswa yang berasal dari luar Tangsel, dari keluarga broken home, hingga yang tinggal jauh dari rumah.
Selain itu, ada pula siswa yang mengaku rindu rumah alias homesick, sehingga kesulitan menyesuaikan diri dengan budaya sekolah dan kehidupan asrama yang baru.
Kepala Sekolah SRMA 33 Tangsel, Gina Intana Dewi, menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan assessment dan pendekatan lewat guru BK serta psikolog.
Namun, tetap banyak siswa yang merasa gugup dan tidak tahan dengan tekanan. Beberapa di antaranya akhirnya dijemput orang tua, bahkan ada yang memilih pulang sendiri tanpa laporan resmi.
Komisi VIII DPR RI ikut menyoroti persoalan ini.
Baca Juga: Finis di Runner Up di Piala Soeratin U17, Persikota Tangerang Tetap Bangga
Mereka meminta adanya evaluasi pada masa adaptasi agar siswa tidak langsung terbebani aturan dan disiplin yang ketat, sehingga program Sekolah Rakyat dapat berjalan sesuai harapan.

Sekolah gratis ini sejatinya hadir untuk meringankan beban orang tua.
Karena itu, anak-anak perlu diedukasi agar lebih kuat menghadapi tantangan, sementara para guru diminta mendidik dengan penuh kasih sayang. ***

















