BANTENRAYA.COM – Di tengah kompetisi regional dan perubahan ekonomi global, investasi terhadap sumber daya manusia menjadi salah satu strategi utama negara maju untuk memperkuat pengaruhnya di Asia.
Salah satu instrumen yang digunakan Jepang adalah Japan-IMF Scholarship Program for Asia (JISPA) program yang secara langsung menyasar para pelajar muda dari negara-negara berkembang di Asia.
Berbeda dengan beasiswa akademik biasa, JISPA memiliki pendekatan geopolitik yang jelas: membangun jejaring ekonom dan pembuat kebijakan yang memahami standar internasional, metode analisis IMF, sekaligus memiliki kedekatan akademik dengan Jepang.
BACA JUGA: Abdul Gofur dan Satpol PP Kabupaten Serang Sita Ratusan Miras dari THM di JLS
Dengan demikian, program ini bukan hanya membantu peserta secara individu, tetapi juga mendorong harmonisasi kebijakan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
Program ini, yang dibiayai oleh Pemerintah Jepang dan dikelola oleh Kantor Regional IMF untuk Asia dan Pasifik, bertujuan memperkuat kapasitas institusional negara-negara peserta.
Melalui studi pascasarjana, peserta dibekali alat analisis ekonomi makro yang menjadi fondasi dalam pembuatan kebijakan fiskal, moneter, hingga reformasi struktural.
Keberadaan alumni JISPA di berbagai kementerian keuangan, bank sentral, dan lembaga kebijakan publik di Asia telah menciptakan jaringan profesional yang memiliki latar pendidikan serupa.
Hal ini berkontribusi pada sinkronisasi pendekatan kebijakan ekonomi antarnegara, peningkatan standar tata kelola publik, pemahaman lebih kuat terhadap kerangka analisis IMF, dan kolaborasi pembangunan di kawasan.
Dengan pendaftaran setiap April–Juni untuk jenjang S2 dan S3, JISPA tidak sekadar membuka akses beasiswa, melainkan memperkuat arsitektur kebijakan ekonomi regional melalui pendidikan berorientasi kapasitas kelembagaan. ***



















