BANTENRAYA.COM – Badan Pengawas Tenaga Nuklir atau Bapeten memberikan penjelasan mengenai bahaya zat radioaktif Cesium 137 atau Cs-137 jika masuk pada organ tubuh manusia.
Pasalnya saat ini obat dari paparan radioaktif yang digunakan untuk membantu mengeluarkan zat Cs-137 sangat langka dan membutuhkan waktu selama 70 hari untuk mengembalikan tubuh supaya menjadi normal atua pulih.
Saat ini, terdapat sebanyak 13 warga Kecamatan Cikande diketahui terpapar zat radioaktif Cs-137 yang bisa menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker hingga impotensi.
Pranata Humas Ahli Madya Bapaten Abdul Qohhar mengatakan, tim medis membutuhkan waktu selama 70 hari untuk memastikan zat radioaktif Cs-137 bisa keluar dari dalam tubuh warga yang terpapar.
“Sebenarnya secara alami zat radioaktif masuk ke tubuh akan keluar sendiri melalui feses, urin dan keringat. Zat radioaktif Cs-137 itu bisa keluar sendiri dalam waktu 70 hari,” ujarnya, Senin, 27 Oktober 2025.
BACA JUGA: Kena Paparan Radioaktif 4 Warga Cikande Dibawa ke Pusat Riset BRIN, di Antaranya Ada Anak-anak
Ia menjelaskan, secara medis radiasi Cs-137 yang masuk dalam tubuh manusia bisa mengakibatkan kerusakan sel jika dosis yang diterimanya cukup besar.
“Ketika harus nunggu 70 hari, mau enggak mau dia harus menerima radiasi nuklir terus, padahal itu tidak perlu. Oleh karena itu, kita harus segera mungkin mengeluarkan sehingga paparan radiasi yang diterima oleh tubuh semakin kecil,” katanya.
Qohhar menuturkan, zat radioaktif Cs-137 bisa dikeluarkan lebih cepat dengan cara mengkonsumsi obat Prussian blue yang nantinya bisa mengikat Cs-137 yang ada di dalam tubuh.
“Secara kimiawi obat itu nanti akan mengikat partikel Cs-137, terus lebih gampang untuk dikeluarkan. Obatnya enggak ada di toko biasa, di Bapeten juga enggak ada,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, obat Prussian blue yang bisa mempercepat mengeluarkan zat radioaktif Cs-137 dari dalam tubuh manusia sangat langka dan di dapat dari luar negeri.
“Di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) juga enggak ada, Kemenkes (Kementerian Kesehatan) juga nginpor. Untuk harga dan bentuknya kaya gimana saya belum lihat dan lebih lenkapnya harus ditanyakan ke pihak terkait,” paparnya.
Dampak adanya zat radiaoktif Cs-137 sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena bisa menyebabkan kerusakan sel tubuh sehingga muncul sel penyebab kanker.
“Prinsipinya ketika dosisnya semakin besar maka potensi kankernya semakin besar dan potensi sembuhnya semakin kecil. Radiasi nuklir itu adalah energinya yang cukup besar, dia bisa merusak ke sel tubuh kita,” tuturnya.
Qohhar menuturkan, ada 13 warga yang terdeteksi ada radiasi Cs-137 setelah melakukan pemeriksaan melalui pengambilan darah yang ada dalam tubuh warga.
“Setahu saya dari sembilan orang yang kena paparan radiasi sebenarnya enggak ada keluhan apa-apa. Dia memang ada radiaoktif Cs 137 tapi dosisnya enggak terlalu besar, mereka bisa kembali beraktifitas normal,” ujarnya.
BACA JUGA: 325 Ton Material Radioaktif Cs-137 Diangkut dari Industri Modern Cikande
Sedangkan empat orang lainnya yang kena radiasi cs-137 juga akan dibawa ke Pusat Riset BRIN untuk dilakukan pengecekan kondisi Cs-137 dalam tubuh warga.
“Jadi lampositnya kalau kurang dari 1500 akan dirujuk ke BRIN untuk cek lebih lanjut. tapi kita belum tahu apakah penurunan limposit ini karena dampak radiasi atau karena sebab lain,” katanya.***



















